Internasional

Vietnam, Taiwan, dan Korsel: 3 Negara Terbaik dalam Penanggulangan Covid-19

Senin, 11 Mei 2020 | 06:35 WIB

Vietnam, Taiwan, dan Korsel: 3 Negara Terbaik dalam Penanggulangan Covid-19

Ilustrasi pemandangan Kota Taipei, Taiwan. (Foto: via newtalk.tw)

Jakarta, NU Online
Pakar Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) dr Syahrizal Syarif menyebut bahwa Vietnam, Taiwan, dan Korea Selatan merupakan tiga negara yang dipuji oleh WHO sebagai negara terbaik dalam penanggulangan pandemi Covid-19.

“Tentu Vietnam punya nilai lebih karena secara ekonomi di bawah 2 negara lainnya. Kelebihan Vietnam pada penelusuran kontak yang ketat dan kebijakan karantina desa serta lockdown pada 1-15 April 2020,” ujar Syahrizal di Jakarta beberapa waktu lalu.

Ketua PBNU Bidang Kesehatan ini mengatakan, kasus nomor 1-250 disajikan secara rinci oleh Kementerian Kesehatan Vietnam. Wakil Perdana Menteri mengambil Komando Penanggulangan Covid-19. Data sangat transparan.

“Ketika kasus nomor 6 dilaporkan, Perdana Menteri sudah menyatakan status epidemi di Vietnam. Setelah dalam 3 minggu hanya ada 3 kasus, beberapa waktu lalu Vietnam melaporkan 17 kasus baru. Kasus asymptomatic positif tanpa gejala sebesar 36,9 persen,” jelas Syahrizal.

Ia menjelaskan, di Vietnam ketika di suatu desa ada 10 kasus, maka 10.600 penduduk dikarantina desa selama 14 hari. Mobil makanan keliling menjamin makan semua warga yang dikarantina. Warga dibagi dalam kelompok 50-60 orang.

“Status kesehatan dan suhu di cek setiap hari. Berbeda dari negara lainnya, dimana laki-laki selalu lebih banyak terinfeksi Covid-19, di Vietnam wanita 55 persen dari kasus,” ungkapnya.

Syahrizal menceritakan, ketika wabah SARS merebak, Vietnam juga merupakan negara pertama yang dinyatakan selesai oleh WHO. Pemerintah Vietnam belajar dari pengalaman menangani SARS.

“Kasus baru dilaporkan 17 hari ini. Apakah Vietnam akan mengalami gelombang kedua, waktu yang akan menjawabnya. Namun pemerintah Vietnam tahu apa yang harus dilakukan,” ucap Syahrizal.

Sebagian besar warga Korea Selatan mulai kembali menjalankan kehidupan yang normal pada Rabu (6/5) lalu. Di mana para pekerja telah kembali ke kantor, dan museum serta perpustakaan dibuka kembali.

Hal itu terjadi setelah pemerintah melonggarkan aturan pembatasan sosial. Apalagi virus corona baru (Covid-19) mereda di negara itu.

Padahal sebelumnya, saat wabah corona yang pertama kali ditemukan di Wuhan menyebar ke luar China, Korsel langsung menjadi salah satu negara dengan kasus corona terbanyak. Untuk menekan penyebaran, pemerintah telah dengan segera mengambil tindakan ketat.

Tindakan itu bukanlah penguncian (lockdown) seperti yang banyak dilakukan negara-negara lainnya di dunia. Melainkan memberlakukan aturan jarak sosial (social distancing) yang ketat.

Sementara itu, negara Taiwan telah belajar menghadapi pandemi dari kasus SARS pada 2003 silam. Kala itu, Taiwan bersama dengan Hong Kong dan China bagian tenggara, menjadi lokasi yang paling terdampak SARS.

Saat itu, lebih dari 150 ribu orang dikarantina di pulau yang letaknya 180 kilometer dari pantai tenggara China. Sebanyak 180 orang meninggal akibat SARS kala itu.

Berkaca dari SARS, beberapa negara di Asia memang menjadi lebih siap dalam menghadapi Covid-19. Pemerintah dan masyarakat lebih tahu apa yang harus mereka lakukan seperti memperketat aturan di perbatasan dan mewajibkan penggunaan masker.

Ketika kabar mengenai virus Corona mulai muncul di Wuhan menjelang Tahun Baru Imlek, para pejabat di Pusat Komando Kesehatan Nasional (NHCC) Taiwan, bergerak cepat menanggapi potensi ancaman.

Taiwan kemudian mengambil langkah dengan melarang perjalanan dari berbagai daerah di China. Mereka juga menghentikan kapal pesiar yang akan berlabuh dan memberikan hukuman untuk siapapun yang melanggar aturan karantina.

Pejabat kesehatan di Taiwan juga punya respon cepat dan transparan akan penanganan kasus ini yang diinformasikan kepada masyarakat setiap hari. Langkah ini seolah menunjukkan bahwa negara demokratis seperti Taiwan juga dapat mengendalikan epidemi.

Sebelumnya, beberapa kalangan mengklaim kesuksesan penanganan Corona ini hanya akan terjadi di negara yang otokratis seperti China. Taiwan tidak melakukan lockdown seperti yang dilakukan China namun mereka sukses mengendalikan penyebaran virus.

Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Kendi Setiawan