WHO Sebut Wabah Penyakit Lebih Mematikan bagi Warga Palestina daripada Bom
Rabu, 29 November 2023 | 12:00 WIB
Kekurangan air minum meningkatkan risiko penyebaran penyakit pencernaan di Jalur Gaza, Palestina. (Foto: Reuters)
Jakarta, NU Online
Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menyebut bahwa lebih banyak orang berisiko meninggal karena penyakit dibandingkan akibat pemboman di Gaza, Palestina, jika sistem kesehatan di wilayah tersebut tidak segera pulih.
“Pada akhirnya kita akan melihat lebih banyak orang meninggal karena penyakit dibandingkan akibat pemboman jika kita tidak dapat memulihkan sistem kesehatan ini,” kata juru bicara Margaret Harris, dilansir dari Al Jazeera.
Infrastruktur penting di wilayah yang terkepung telah dilumpuhkan lantaran kekurangan bahan bakar, serta serangan yang ditargetkan terhadap rumah sakit dan fasilitas PBB sejak Israel melancarkan serangan ke Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu.
Dia menggambarkan runtuhnya Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza Utara sebagai sebuah tragedi dan menyuarakan keprihatinan tentang penahanan beberapa staf medisnya oleh pasukan Israel yang mengambil alih kompleks tersebut awal bulan ini.
Ia juga mengulangi kekhawatirannya mengenai peningkatan wabah penyakit menular di Gaza, khususnya penyakit diare.
“Tidak ada obat-obatan, tidak ada kegiatan vaksinasi, tidak ada akses terhadap air bersih dan kebersihan serta tidak ada makanan,” kata dia mengutip laporan PBB mengenai kondisi kehidupan para pengungsi di Gaza Utara.
Semua layanan sanitasi utama telah berhenti beroperasi di Gaza, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya lonjakan besar penyakit gastrointestinal dan penyakit menular di kalangan penduduk setempat, termasuk kolera.
WHO telah mencatat lebih dari 44.000 kasus diare dan 70.000 infeksi saluran pernapasan akut, namun jumlah sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi. Mereka juga khawatir bahwa hujan dan banjir menjelang musim dingin akan memperburuk situasi yang sudah mengerikan.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Palestina Mai Alkaila mengatakan 35.000 orang yang terluka di Jalur Gaza membutuhkan perawatan. Sistem kesehatan yang hancur di Jalur Gaza akibat agresi Israel, kata dia, menyebabkan 26 dari 35 rumah sakit yang tidak dapat beroperasi lagi.
Dia menekankan perlunya membawa bantuan ke Jalur Gaza, yang menderita kekurangan nutrisi dan ransum, serta kekurangan obat-obatan dan pasokan medis.
Sejauh ini, sebanyak 470 orang warga Jalur Gaza yang terluka telah diterima di rumah sakit Mesir. Selama pemeriksaan terhadap korban luka di rumah sakit Mesir, Alkaila mengatakan pihaknya tengah berkoordinasi terkait pemulangan lebih banyak korban luka dari Gaza dalam beberapa hari mendatang.
Sebagai wujud kepedulian bagi warga Palestina, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui NU Care-LAZISNU mengajak masyarakat untuk menyalurkan bantuan dana kemanusiaan yang dapat disalurkan melalui NU Online Super App di fitur Zakat & Sedekah atau lewat tautan https://applink.nu.or.id/donation.