Internasional

Ziarah ke Makam Habib Noh Al-Habsyi Singapura

Senin, 22 Oktober 2018 | 09:45 WIB

Ziarah ke Makam Habib Noh Al-Habsyi Singapura

Makam Habib Noh Al-Habsyi Singapura

Singapura, NU Online
Di antara tinggi menjulangnya gedung-gedung pencakar langit di Singapura, terdapat sebuah makam di atas sebuah gundukan tanah yang cukup tinggi di Jalan Palmer (Palmer Road). Di situlah terbaring jasad Habib Noh bin Muhammad Al-Habsyi, seorang tokoh Islam Singapura.
 
"Beliau ini orang yang wara'," kata Haji Sofwan, juru kunci makam tersebut, saat ditemui NU Online usai ziarah, pada Ahad (21/10).
 
Untuk menuju makamnya, kita bisa naik kendaraan umum menuju Shenton Way Terminal. Jika naik bus dalam kota, kita harus menyiapkan uang sen. Sebab, jika kita siapkan uang lebih dari biaya yang ditetapkan, tidak akan ada kembalian. Uang itu masuk mesin begitu saja.
 
Letak makam cukup dekat dengan Taman Merlion, sekitar 2 km. Untuk menghemat biaya, kita bisa berjalan lurus terus ke arah kiri di Jalan Esplanade, Fullerton, Collyer Quay, Raffles Quay, dan Shenton Way.
 
Jika sudah sampai di terminal bus Shenton Way, kita tinggal berjalan keluar terminal dan belok kiri. Lalu ikuti jalan trotoar. Makam terletak di seberang kiri, belakang sebuah proyek. Jika kesulitan menemukan makamnya, kita bisa bertanya ke orang sekitar letak Masjid Haji Muhammad Salleh. Makam tersebut berada di atas masjid tersebut.
 
Setiap hari, puluhan orang berziarah ke Habib Noh. Tak sedikit juga yang berasal dari Indonesia, khususnya Banjarmasin.
 
"Kalau dari Kalimantan ramai. Tiap hari ada. Kadang-kadang sampai tiga atau empat keluarga. Hatta daripada Palu juga sering datang ke mari," ujar Haji Sofwan.
 
Sementara itu, pria yang juga menjadi Imam Masjid Haji Muhammad Salleh itu juga mengatakan bahwa peziarah dari Jawa yang datang ke makam Habib Nob banyak dari kalangan habaib dengan membawa para santrinya.
 
"Baru-baru ini Habib Umar (Yaman) bersama Habib Jindan (Jakarta). Dia ke mari dulu, baru ke Indonesia," katanya.
 
Riwayat Hidup Habib Noh
 
Habib Noh, konon, lahir di atas kapal, sekitar tahun 1788. Kedua orang tuanya saat itu dalam perjalanan dari Hadramaut, Yaman, ke Kedah (saat ini termasuk Malaysia). Hal ini diceritakan dalam diceritakan dalam buku Lambang Terukir: dalam Mengisahkan Manaqib Habib Noh bin Muhammad Al-Habsyi yang Syahir.
 
Dalam perjalanannya itu, petir menggelegar, hujan turun dengan deras. Karena itulah, Habib Muhammad bernazar jika putranya lahir, ia akan memberinya nama Noh.
 
Sementara itu, Sayyid Abbas Al-Habsyi menyebut Habib Noh lahir di Kedah, sedang Ensiklopedia Sejarah dan Kebudayaan Melayu mencatatnya lahir di Pulau Pinang. Pulau ini mulanya masuk dalam Kesultanan Kedah sebelum dipisah oleh Inggris pada tahun 1786.
 
Syekh Hasan Al-Khatib, juru kunci terdahulu, menceritakan bahwa Habib Noh merupakan orang yang alim. Tetapi, ia tidak menunjukkan kepandaiannya itu dengan mengenakan jubah, bertasbih, dan berserban. Ia lebih senang membantu meringankan beban masyarakat dengan mengobati yang sakit dan memberi makan yang lapar.
 
Habib Noh juga gemar menonton wayang Cina. Bahkan, ia duduk di posisi paling depan. Meskipun tidak mengerti dialek Cina, Habib Noh paham seluruh isi cerita.
 
Makamnya saat ini merupakan tempat riyadlah-nya Habib Noh. Haji Sa'don, dalam buku Lambang Terukir: dalam Mengisahkan Manaqib Habib Noh bin Muhammad Al-Habsyi yang Syahir menceritakan bahwa Habib Noh berjalan kaki untuk berkhalwat di atas Bukit Palmer (Mount Palmer) dari kediamannya di Marang Road, berdekatan dengan Masjid Temenggong. Saat itu, bukit tersebut masih dikelilingi hutan yang berdekatan dengan laut. (Syakir NF/Fathoni)