LPBINU Jabar Bantu Pencarian Remaja Tenggelam di Waduk Saguling
Sabtu, 13 Juli 2024 | 19:05 WIB
Peristiwa tragis tenggelamnya seorang remaja bernama Refan (16) di Waduk Saguling, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, terjadi pada Kamis dini hari sekitar pukul 01.30 WIB.
Bandung, NU Online Jabar
Peristiwa tragis tenggelamnya seorang remaja bernama Refan (16) di Waduk Saguling, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, terjadi pada Kamis dini hari sekitar pukul 01.30 WIB.
Kejadian ini mendapatkan respons cepat dari Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Jawa Barat yang segera mengirimkan tim penyelamat Bangkit ke lokasi kejadian untuk bergabung dengan tim SAR Gabungan Bandung.
Tim SAR Gabungan, yang turut dibantu oleh Bangkit dari LPBINU Jabar menurunkan 1 unit rescue carier serta didukung oleh fasilitas 1 set peralatan SAR air, 1 set drone UAV, hingga Aqua Eyes atau perangkat pencarian bawah air (UWSD).
Upaya pencarian yang intensif ini akhirnya membuahkan hasil pada sore hari. Berdasarkan informasi dari komandan Tim Rescue Kantor SAR Bandung, Erwin Syafrudin, korban ditemukan sekitar pukul 17.15 WIB di lokasi kejadian dalam kondisi meninggal dunia.
Korban kemudian dievakuasi ke rumah duka untuk diserahkan kepada pihak keluarga. Dengan ditemukannya korban, operasi SAR resmi ditutup dan seluruh unsur SAR kembali ke satuannya masing-masing.
Ketua LPBINU Jabar, Dadang Sudardja, yang akrab disapa Uwa Dadang, menyatakan bahwa partisipasi LPBINU dalam kegiatan kemanusiaan di bidang SAR merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial.
Ia berharap LPBINU Jabar dapat memiliki tim SAR yang didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai sehingga dapat optimal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam menghadapi bencana.
“Peristiwa ini mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan dan kolaborasi dalam penanganan bencana demi keselamatan dan keamanan masyarakat,” ujarnya.
Sebagai informasi, LPBINU merupakan upaya NU dalam penanganan secara cepat dan terkoordinasi atas bencana alam di Indonesia. Lembaga ini dibentuk pada pelaksanaan Muktamar ke-32 di Makassar tahun 2010.