Temui Warga Eretan Wetan, LPBINU Jabar Soroti Dampak Banjir Rob dan Kerusakan Laut
Senin, 15 Desember 2025 | 20:00 WIB
Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Jawa Barat mengunjungi Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jumat (12/12/2025). (Foto: NU Online Jabar)
Indramayu, NU Online Jabar
Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Jawa Barat mengunjungi Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jumat (12/12/2025).
Rombongan LPBINU Jabar diwakili Ketua Dadang Sudardja dan Sekretaris Muhammad Hiqal Fahrurozi. Kunjungan tersebut dilakukan untuk bertemu dengan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Desa Eretan Wetan dan Forum Pemuda Peduli Lingkungan.
Pertemuan berlangsung di Kopilink, yang menjadi sekretariat bersama kedua organisasi tersebut. Sekitar 30 orang menghadiri kegiatan itu.
Dari unsur masyarakat hadir Ketua Aliansi Masyarakat Eretan Wetan Supriyanto, perwakilan Serikat Petani Indonesia Jawa Barat, ketua dan pengurus Forum Pemuda Peduli Lingkungan, tokoh masyarakat, serta perwakilan kelompok perempuan. Hadir pula Satira dan H. Masnun yang mewakili masyarakat nelayan.
Ketua LPBINU Jawa Barat Dadang Sudardja mengatakan, kunjungan tersebut merupakan bentuk komitmen LPBINU Jabar dalam mendukung perjuangan masyarakat Eretan Wetan yang selama sekitar 10 tahun menghadapi dampak banjir rob.
“Banjir rob ini mengakibatkan kerusakan lingkungan tempat tinggal warga yang berdampak pada sumber penghidupan, kesehatan ibu dan anak, pendidikan, serta tatanan sosial dan budaya,” ujar Dadang.
Sementara itu, Supriyanto bersama Masnun dan Satira menyampaikan bahwa Desa Eretan Wetan pernah mendapat penghargaan dari Presiden Soeharto pada 1992 sebagai daerah penghasil ikan budidaya dan tangkap.
Namun, kondisi tersebut kini berbalik. Banyak nelayan tidak dapat melaut karena kerusakan laut yang diduga disebabkan oleh aktivitas kapal trawl dan cantrang. Cara operasi alat tangkap tersebut dinilai menyapu dasar laut dan merusak habitat, termasuk terumbu karang, ikan anakan, serta spesies yang dilindungi.
Selengkapnya klik di sini.