Gus Rozin Ungkap 3 Kemandirian NU yang Harus Diwujudkan untuk Memenangi Masa Depan
Ahad, 9 Juni 2024 | 10:16 WIB
Ketua PWNU Jateng menyampaikan sambutan pada acara Konfercab PCNU Kabupaten Purbalingga, di Pondok Pesantren Al-Ikhlas Aqshol Madinah, Bobot Sari, Purbalingga, Jawa Tengah, Ahad (2/6/2024)
Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Abdul Ghaffar Rozin mengungkapkan bahwa ada 3 macam kemandirian NU yang harus diwujudkan untuk memenangi masa depan.
1. Kemandirian politik
Menurut Gus Rozin, NU tidak boleh menjadi subordinasi dari kekuatan politik mana pun. Tidak boleh ada perintah-perintah, apalagi perintah dari partai politik. Hubungan antara Perkumpulan NU dengan parpol hanya bersifat partnership.
Gus Rozin mengingatkan, tujuan NU dalam konteks politik adalah kepentingan NU dan masyarakat, sedangkan kekuasaan politik hanya sekadar washilah (perantara), sehingga tidak boleh mengalahkan tujuan utamanya.
Lebih lanjut, Gus Rozin menyampaikan bahwa populasi warga NU sangat besar dan menjadi mayoritas di Indonesia berdasarkan survei dari sejumlah lembaga. Kebesaran ini harus ditampakkan secara riil sebagai modal sosial yang luar biasa.
"Tidak boleh kebesaran NU hanya ditampakkan lima tahun sekali, pada perhelatan pemilu saja," ujar Pengasuh Pondok Pesantren Maslakul Huda, Kajen, Pati, Jawa Tengah itu, dilansir dilansir NU Online Jateng.
2. Kemandirian ekonomi
Gus Rozin menegaskan, NU memiliki modal sosial yang sangat besar dan harus diubah menjadi modal finansial.
Dalam perspektif dunia usaha, NU adalah pasar potensial dan sangat seksi bagi para pelaku bisnis. Namun, NU tidak sekadar pasar atau objek tetapi tampil sebagai pelaku atau subjek.
Karena itu, Gus Rozin menyampaikan perlunya kehadiran pemerintah dengan program jangka panjang yang bisa dikolaborasikan dengan NU. Hal ini penting sebagai mitra strategis agar dapat menjangkau seluruh elemen masyarakat.
3. Kemandirian tradisi
Gus Rozin mencontohkan kemandirian tradisi itu salah satunya adalah ziarah kubur. Bagi NU, ziarah kubur merupakan tradisi yang menjunjung tinggi nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah.
Ia mengatakan bahwa kemandirian bagi NU merupakan sebuah keniscayaan. Tak ayal, semua struktur Perkumpulan NU, mulai level Pengurus Anak Ranting Nahdlatul Ulama (PARNU) sampai level Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggerakkan instrumen menuju kemandirian.
"Dengan kemandirian akan sampai kedigdayaan dan memenangi masa depan untuk terciptanya kesejahteraan bersama," pungkasnya.