Jateng

Operasi Modifikasi Cuaca Disiapkan Cegah Longsor Susulan di Cilacap

Ahad, 16 November 2025 | 16:30 WIB

Operasi Modifikasi Cuaca Disiapkan Cegah Longsor Susulan di Cilacap

Tim SAR Gabungan saat proses Ops SAR di Cilacap

Semarang, NU Online Jateng -

Intensitas hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir menjadi faktor utama meningkatnya kerentanan tanah yang memicu longsor di wilayah Kabupaten Cilacap, khususnya Kecamatan Majenang. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat hujan deras mengguyur kawasan tersebut sejak Kamis (13/11/2025), menyusul hujan berturut-turut pada hari-hari sebelumnya.

 

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa pos hujan Majenang mencatat curah hujan mencapai 98,4 mm/hari dan 68 mm/hari pada 10–11 November 2025. Setelah itu, hujan ringan masih terus turun hingga membuat tanah jenuh air dan akhirnya bergerak.

 

“Rangkaian hujan tersebut membuat kondisi tanah semakin basah dan lereng menjadi lebih rentan terhadap pergerakan,” ujar Guswanto dalam siaran persnya, diterima NU Online Jateng (16/11/2025).

 

BMKG menyebut kondisi atmosfer dalam beberapa hari terakhir turut memperkuat pembentukan awan hujan di Jawa Tengah. Aktivitas MJO serta gelombang atmosfer lain yang melintas membuat proses pembentukan awan semakin intens. Selain itu, pusaran angin di barat Lampung dan selatan Bali serta adanya belokan angin di sekitar Jawa menambah peluang terjadinya hujan lebat.

 

“Kondisi ini mendorong terbentuknya awan konvektif yang dapat menimbulkan hujan sedang hingga lebat disertai kilat dan angin kencang,” tambahnya.

 

Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menuturkan bahwa kelembapan udara di beberapa lapisan mencapai 70–100 persen, memperbesar potensi hujan lebat di wilayah Cilacap. Karena itu, BMKG juga telah mengeluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem untuk periode 11–20 November 2025.

 

Sebagai langkah mitigasi pascalongsor, BMKG melalui Deputi Bidang Modifikasi Cuaca, Tri Handoko Seto, menyatakan kesiapan penuh mendukung operasi darurat di lapangan. Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) diusulkan untuk mengurangi potensi hujan deras di sekitar wilayah longsor dan menjaga kelancaran proses evakuasi.

 

"OMC disiapkan agar wilayah Majenang terhindar dari hujan deras yang bisa memicu longsor susulan," terang Seto.

 

BMKG mengusulkan posko dan pesawat ditempatkan di Bandara Husein Sastranegara Bandung karena lebih strategis untuk menjangkau lokasi bencana.

 

Direktur Operasional Modifikasi Cuaca BMKG, Budi Harsoyo, menegaskan bahwa operasi akan disupervisi secara ilmiah oleh BMKG, sementara pembiayaannya difasilitasi BNPB melalui Dana Siap Pakai.

 

Kepala Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Bagus Pramujo, menambahkan bahwa BMKG terus mendukung BASARNAS, BPBD, dan BNPB melalui informasi cuaca harian yang lebih rinci, terutama untuk Desa Cibeunying.

 

“BMKG juga telah turun langsung ke lokasi hari ini dan memperbarui prakiraan cuaca untuk mendukung mitigasi dan antisipasi longsor susulan,” jelasnya.

 

Selengkapnya klik di sini.