Rais ‘Ali JATMAN: Gelar Haul Orang Saleh Datangkan Rahmat Allah
Senin, 6 Oktober 2025 | 21:00 WIB
Rais ‘Ali Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah (JATMAN) KH Achmad Chalwani Nawawi dalam rangkaian Haul Syekh Abdul Qadir al-Jailani dan Sewelasan Thariqah Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah, Ahad (5/10/2025) di halaman Gedung Pendidikan Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan, Purworejo, Jawa Tengah.
Purworejo, NU Online Jateng
Rais ‘Ali Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah (JATMAN) KH Achmad Chalwani Nawawi menegaskan pentingnya memperingati haul orang-orang saleh. Hal itu disampaikan dalam rangkaian Haul Syekh Abdul Qadir al-Jailani dan Sewelasan Thariqah Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah, Ahad (5/10/2025) di halaman Gedung Pendidikan Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan, Purworejo, Jawa Tengah, Ahad (5/10/2025).
Kiai Chalwani menjelaskan makna orang saleh, yaitu orang yang dapat melaksanakan kewajibannya kepada Allah dan melaksanakan kewajibannya kepada sesama makhluk.’
"Kewajibannya kepada Allah dijalankan, dan kewajibannya kepada sesama manusia juga dijalankan. Kewajiban kepada Allah contohnya shalat. Kewajiban kepada sesama manusia contohnya membayar pajak,” jelas Wakil Rais Syuriyah PWNU Jateng itu.
Lebih lanjut, Kiai Chalwani menegaskan bahwa mengingat orang-orang saleh dapat menjadi sebab turunnya rahmat Allah swt. Sebab, Nabi Muhammad saw bersabda, ‘ketika orang saleh disebut namanya, dibaca sejarahnya, dibaca manaqibnya, (maka) turunlah belas kasih Allah Swt.,’” terang Pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan itu.
Kiai Chalwani juga menganjurkan agar umat Islam senantiasa memperbanyak membaca shalawat dan maulid al-Barzanji sebagai jalan untuk menggapai rahmat Allah Swt.
“Kita semua sepakat ingin dicintai Allah Swt. Ikhtiarnya harus sering menyebut nama orang saleh. Orang yang paling saleh siapa? Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Maka sering-seringlah menyebut nama Nabi Muhammad Saw.. Caranya, membaca shalawat. Caranya, sering berzanjinan,” ungkap Kiai Chalwani dalam tausiyahnya.
Kiai yang dikenal humoris dan sering berdakwah di berbagai daerah ini juga menyisipkan canda ringan yang menunjukkan kehangatan dan kedekatannya dengan jamaah.
“Tadi sudah menyebut nama Nabi Muhammad Saw. belum? Sudah. Sudah membaca manaqib juga ‘kan? Sudah. Sudah membaca manaqib dan shalawat. Sudah dapat makanan (snek) belum? Sudah. Adapun mendapatkan makanan itu ‘kan tambahan. Mudeng nopo mboten?” ucapnya sambil tersenyum.
Selengkapnya klik di sini.