Jateng

Tradisi Buka Luwur, Bentuk Penghormatan untuk Sunan Kudus dan Cinta Nabi

Rabu, 17 Juli 2024 | 09:17 WIB

Tradisi Buka Luwur, Bentuk Penghormatan untuk Sunan Kudus dan Cinta Nabi

Pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah Jekulo KH Ahmad Badawi Basyir pada Pengajian Umum dalam rangka Buka Luwur Kanjeng Sunan Kudus 1446 H, bertempat di Masjid Al-Aqsha Menara Kudus, Jawa Tengah pada Selasa (15/7/2024). (Foto: tangkapan layar kanal Youtube Menara Kudus)

Kudus, NU Online

Pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah Jekulo KH Ahmad Badawi Basyir menyampaikan bahwa tradisi Buka Luwur menjadi bukti eksistensi Sunan Kudus di tengah masyarakat, sejak dahulu hingga sekarang. Sunan Kudus sudah viral sejak dahulu dengan bukti sejarah tulis dan pitutur yang ada.


Tradisi Buka Luwur bukan hanya sebuah kebiasaan masyarakat Kudus, tetapi mengandung makna yang mendalam. "Melalui acara ini, kita mengagungkan wali Allah, sebagai bukti cinta kita kepada Nabi Muhammad saw," katanya saat memberikan mauidhah hasanah pada Pengajian Umum dalam rangka Buka Luwur Kanjeng Sunan Kudus 1446 H, bertempat di Masjid Al-Aqsha Menara Kudus, Jawa Tengah pada Selasa (15/7/2024). 

ADVERTISEMENT BY OPTAD


Acara ini merupakan rangkaian kegiatan Tradisi Buka Luwur Kanjeng Sunan Kudus yang dilaksanakan setiap tahun dan dimaknai sebagai bentuk penghormatan atas jasa Sunan Kudus pada masyarakat Kudus. 


Lebih lanjut, Kiai Badawi menyampaikan bahwa saat ini banyak terjadi jarak antara generasi muda dan generasi tua. Hal tersebut dikarenakan perbedaan cara berkomunikasi dan tidak adanya penengah di antara keduanya. 


"Banyak aduan dari guru, kiai, hingga kepolisian bahwa untuk menghadapi generasi muda saat ini berat, karena perbedaan cara berkomunikasi. Jadi antara kiai dengan manusia yang akan didakwahkan terdapat jarak," tuturnya. 


Ia kembali menambahkan, banyak anak didik saat ini yang dianggap sebagai aset. Dengan begitu, hal tersebut menimbulkan ketakutan dalam benak orang tua yang menyebabkan keraguan untuk memiliki anak. 

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Dalam pungkasan mauidhah hasanahnya, ia menegaskan, sebagai umat muslim kita memiliki kewajiban untuk menghargai dan menghormati diri sendiri sebagai bentuk taqwa kepada Allah swt. 


"Karena apabila seseorang belum bisa melaksanakan fungsinya sebagai manusia (zalim) terhadap diri sendiri, maka sesungguhnya ia sedang menganiaya dirinya sendiri," ujar Kiai Badawi. 


Dikutip dari Warisan Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Upacara Tradisi Buka Luwur Kanjeng Sunan Kudus merupakan tradisi yang dilaksanakan turun-temurun oleh masyarakat Kudus. Buka Luwur berasal dari kata buka berarti membuka dan luwur berarti kain mori penutup makam. Jadi Buka Luwur Kanjeng Sunan Kudus adalah membuka dan mengganti Luwur atau kain penutup/mori makam Sunan Kudus. Upacara Buka Luwur dilaksanakan setahun sekali, yaitu pada tanggal 10 Muharram dengan pembukaan Luwur dilaksanakan pada tanggal 1 Muharram.