Debat Perdana, Tiga Cagub Jatim Bahas Kemiskinan dan Kesenjangan di Madura
Sabtu, 19 Oktober 2024 | 22:00 WIB
Bangkalan, NU Online
Tiga Calon Gubernur (Cagub) Jawa Timur, Luluk Nur Hamidah, Khofifah Indar Parawansa, dan Tri Rismaharini membahas soal demografi, kemiskinan dan kesenjangan dalam Debat Publik Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur yang perdana diselenggarakan pada Jumat (18/10/2024).
Moderator memandu Cagub 01 Luluk Nur Hamidah untuk memilih ikon yang ada di layar berisi tema berupa gambar khas daerah di Jawa Timur. Kemudian luluk memilih ikon Suramadu dan isinya mengenai demografi, kemiskinan dan kesenjangan.
Luluk kemudian bertanya kepada Cagub 02 Khofifah Indar parawansa dengan subtema yang sesuai dengan pilihan.
"Apa langkah-langkah yang dilakukan untuk bisa meningkatkan posisi status kesejahteraan dan ekonomi bagi masyarakat Madura?" ucapnya, sebagaimana dikutip NU Online Jatim.
Khofifah menjawab bahwa ia sudah melakukan pembangunan pelabuhan jangkar untuk memuliakan masyarakat Madura kepulauan. Menurutnya, pelabuhan jangkar memang di Situbondo tetapi berlayar di wilayah-wilayah kepulauan yang ada di Madura.
Ia juga mengklaim telah membangun pelabuhan di Tungkek dan Gili Iyang, melakukan renovasi di pelabuhan Masalembu. Semuanya masyarakat Madura terkoneksi satu sama lain.
"Kami juga bersama Perusahaan Listrik Negara (PLN) sudah menyiapkan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di 22 pulau yang ada di Sumenep," jelasnya.
Khofifah berharap, masyarakat Madura terkoneksi perhubungan lewat laut. Untuk kesehatan, ia menuturkan setiap tahun terhitung 4 kali mengirimkan kapal dengan dokter-dokter spesialis dan diberikanlah layanan kesehatan yang ada di pulau-pulau Madura.
"Ini cara kami memuliakan masyarakat Madura dan membangun keberdayaan termasuk saat musim kemarau kami meminjam Kapal Republik Indonesia (KRI) untuk memberikan bantuan air bersih kepada mereka yang ada di kepulauan Madura," paparnya.
Menanggapi jawaban Khofifah, Luluk Nur Hamidah mengatakan bahwa jembatan Suramadu hanya sebatas jembatan rakyat dan belum menjadi jembatan ekonomi.
"Penting untuk memastikan bahwa hilirisasi, pertanian, peternakan, lalu perikanan bisa didongkrak dan bisa didorong di Pulau Madura," ujarnya.
Menurut Luluk, Madura memiliki garam. Ekosistem pergaraman yang membuat garam di Madura memiliki kandungan NaCL 97 sehingga bisa diserap oleh industri.
Ia mengungkapkan bahwa kelak tidak perlu mengimpor garam lagi, karena setiap tahun negara ini mengimpor garam, sementara garam sangat melimpah di Pulau Madura.
"Itu cara kita menolong Madura, cara meningkatkan kesejahteraan Madura, dan cara kita mencintai Madura. Kita juga mengimpor jagung padahal sumbernya di Madura. Andaikan didukung ekosistemnya, maka Madura akan menjadi sumber pangan jagung terdepan di Indonesia," tambahnya.
Sementara Cagub 03 Tri Rismaharini merespons jawaban dari Luluk dan Khofifah.
"Tanpa adanya infrastruktur yang baik, maka akan kesulitan. Yang pertama masalah air dimana beberapa titik yang saya kunjungi semua kekurangan air. Jangankan untuk pertanian untuk kehidupan sehari-hari saja tidak ada," kata Risma.
Kedua, ada garam di Madura, kenapa tidak diubah menjadi garam industri? Ketiga ada tembakau, kenapa tidak ditingkatkan untuk membuat hidup masyarakat lebih sejahtera?
"Banyak sekali pekerja migran yang selama ini berasal dari Madura. Saya yang menangani pekerja migran ilegal tersebut," pungkasnya