Di Apel Akbar, Kiai Marzuki Minta Nahdliyin Istikamah Berkhidmah di NU
Jumat, 11 November 2022 | 06:35 WIB
Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar saat Apel Akbar 30.000 Kader NU Jatim di Alun-Alun Kanjeng Sepuh Sidayu, Gresik. (Foto: NOJ/ Aminuddin)
Surabaya, NU Online Jatim
Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar meminta para kader NU agar istikamah mangabdi atau berkhidmah di Nahdlatul Ulama (NU). Ia bahkan meminta mereka untuk tidak pernah keluar dari barisan NU. Penekanan ini disampaikannya saat Apel Akbar 30.000 Kader NU Jatim di Alun-Alun Kanjeng Sepuh Sidayu, Gresik, Kamis (10/11/2022), diselenggarakan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur.
“Jangan keluar dari NU. Jangan bergeser dari NU. Jangan ragu tentang kebenaran NU. Jangan suudzon kepada masayikh NU. Jangan menuduh apalagi memfitnah kiai-kiai NU. Mari kita istiqamah bersama NU,” ajaknya tegas.
Kiai Marzuki menambahkan, seseorang yang keluar dari NU ia akan kehilangan Imam Syafi’ie. Bahkan, seseorang yang keluar dari NU juga akan kehilangan sosok panutan Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani, seorang ulama ahli fiqih dari Persia yang sangat dihormati.
“Dalam manaqibnya, Syaikh Abdul Qodir mengatakan, jangankan masuk, lewat saja di depan madrasah saya, di depan thoriqat saya, Allah pasti meringankan adzabnya di hari kiamat,” ujarnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Sabilur Rosyad Gasek Malang itu pun menyebutkan sejumlah tokoh dan masayikh yang bergabung di jamiyah Nahdlatul Ulama. Menurutnya, di NU ada Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari, KH Abdul Wahab Hasbullah, KH Bisri Syansuri, Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan hingga KH As’ad Syamsul Arifin.
Tak cukup itu, di NU ada pula Mbah Manan Banyuwangi, Mbah Iskandar Banyuwangi, KH Hasan Genggong, KH Zaini Paiton, KH Nawawi Sidogiri, KH Hamid Pasuruan, KH Awwal Tsani Qomarudin, KH Faqih Langitan, KH Maimoen Zubair, Mbah Djazuli Ploso, Mbah Karim Lirboyo, dan ulama-ulama lainnya.
“Mereka auliya Allah, kita butuh syafaat mereka. Jangan sombong merasa bisa masuk surga tanpa mereka. Makanya, jangan keluar dari NU,” tegasnya.
Menurutnya, di Nahdlatul Ulama akidahnya Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah, Asy’ariyah-Maturidiyah. Selain itu, di NU ada Jamiyah Ahlith Thariqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyah (Jatman), semua sanadnya sampai ke Rasulullah SAW.
“Tidak ada poin ajarannya yang bertentangan dengan syariat. Jika anda ikut thariqah yang tidak mu’tabarah, bisa saja thariqahmu tidak bersambung kepada Rasulullah. Ayo tetap NU, agar akidah dan syariat kita benar, dan supaya thariqah menata hati dengan benar,” ungkapnya.
Dirinya mengimbau, agar Nahdliyin terus menjaga NU sebagai warisan dari muassis di masa lalu. Di antara yang dapat dilakukan ialah tidak berpecah belah ataupun membuat gerakan sempalan.
“Jadi pengurus tetap NU. Tidak jadi pengurus tetep NU. Menjadi pengurus, alhamdulillah. Tidak dipilih (jadi pengurus) tetap berkhidmah dan mengurusi NU. Jaga NU, jangan berpecah belah. Jaga NU, jangan membuat gerakan sempalan,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kiai Marzuki mengawali amanatnya dengan mengajak kader NU untuk menghadiahkan fatihah untuk Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari dan muassis NU lainnya, serta ulama dan masayikh NU di berbagai tingkatan. Hal tersebut dengan harapan Allah dapat menaikkan derajatnya serta menyelamatkan dan menjaga semuanya.
“Semoga kehadiran kita di sini, membuat Mbah Hasyim benar-benar meridhai kita dan mengakui kita dan keluarga kita menjadi santri dan pengikutnya,” tandasnya.