Abu Bisyr Amr bin Utsman bin Qanbar Al-Bishri atau yang lebih dikenal dengan julukan Sibawaih, merupakan seorang ulama ahli ilmu Nahwu atau tata bahasa bahasa Arab yang pengaruhnya sangat kuat dan diakui kealimannya.
Ulama yang pernah berguru kepada Syaikh Khalil bin Ahmad Al-Faraahidi penemu ilmu arudl ini konon dijuluki dengan julukan sibawaih karena setiap orang yang berpapasan dengannya pasti tercium bau wangi buah apel, sehingga dijuluki dengan Sibawaih yang berarti bau apel.
Bahkan pada umur yang masih sangat muda, Imam Sibawaih ini berada di puncak kejayaannya sehingga menjadi rujukan ilmu tata bahasa arab terutama bagi golongan ulama-ulama Bashrah yang selalu menjadi rival utama ulama-ulama Kufah. Pendapat Imam Sibawaih hampir diterima di semua kalangan saat itu, karena kedalaman hujjah syair-syair arab kuno yang beliau hafal.
Singkat cerita, sepeninggal beliau yang meninggal di usia muda, suatu hari salah satu muridnya pernah bermimpi bertemu dengannya. Perihal mimpi ini, Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Abdul Bari Al-Ahdal pernah menuliskannya di kitab karyanya yang bernam Al-Kawakib Addurriyyah jilid 1 halaman 46 mensyarahi kitab Mutammimah Jurumiyyah.
وفي اعراب القرأن للشهاب الحلبي ان سيبويه رؤي في المنام فقيل له ما فعل الله بك فقال ادخلني الجنة فقيل بماذا فقال بقولي ان اسمه تعالي اعرف المعارف
Artinya: Di dalam kitab I'robul Qur'an milik Syaikh As-Syihab Al-Halabi disebutkan, bahwa Imam Sibawaih pernah muncul dalam mimpi, maka dikatakan kepadanya, apa yang Allah lakukan terhadapmu? Maka Imam Sibawaih berkata, Allah memasukkan aku ke surga. Dikatakan kepadanya lagi, sebab apa? Imam Sibawaih berkata, sebab ucapanku yaitu sesungguhnya nama Allah Ta'ala adalah isim paling makrifatnya beberapa isim makrifat
Dalam ilmu Nahwu disebutkan, isim Makrifat (lawan dari isim nakiroh) ada enam, yaitu: isim yang kemasukan Al, Isim Dlomir, Isim 'Alam, Isim Isyarah, Isim Mausul dan isim yang disandarkan kepada isim-isim di atas, semuanya ada tingkatan kemakrifatan tersendiri dan Imam Sibawaih berpendapat semuanya masih kalah makrifat dari pada nama Allah.
Dari cerita di atas, ada hikmah besar bagi kita semua, kita tidak pernah tahu amal apa yang menjadi lantaran turunnya rahmat Allah kepada kita sehingga sebab rahmat tersebut membuat kita selamat di akhirat, Maka jangan pernah meremahkan amal sekecil apapun. Dalam Hadits riwayat Imam Abu Dawud nomor 4084, disebutkan Rasulullah SAW bersabda kepada Jabir bin Sulaim.
وَلاَ تَحْقِرَنَّ شَيْئًا مِنَ الْمَعْرُوفِ وَأَنْ تُكَلِّمَ أَخَاكَ وَأَنْتَ مُنْبَسِطٌ إِلَيْهِ وَجْهُكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنَ الْمَعْرُوفِ
Artinya: Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau hanya berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan.
Apa yang dilakukan Imam Sibawaih meskipun terlihat hanya sebuah pendapat, namun hal itu membuatnya mendapat rahmat. Tentu banyak lagi kisah-kisah serupa lainnya yang intinya setiap amal baik atau buruk, walaupun itu remeh semuanya akan tercatat dan kita tidak pernah tahu amal mana yang membuat kita mendapat rahmat atau justru mendapat siksa dari Allah. Wallahu A'lam bisshowab.