KH Ibnu Abas Tohir, Ketua PCNU Kabupaten Madiun masa khidmat 2021-2026 wafat. (Foto: NOJ/TribunJatim)
Madiun, NU Online Jatim
Kabar duka kembali melingkupi keluarga besar Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin. Betapa tidak, salah satu penggerak NU terbaik, KH Ibnu Abas Tohir yang juga Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Madiun masa khidmat 2021-2026 wafat, Selasa (08/02/2022).
Kepastian wafatnya Gus Ib disampaikan sejumlah kalangan. Ucapan duka langsung disampaikan akun media sosial PCNU Kabupaten Madiun, termasuk rencana pemakaman almarhum pada Rabu (09/02/2022).
Di samping sebagai Ketua PCNU Kabupaten Madiun, Gus Ib adalah Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah YPI Al Hikam, Dusun Mlaten, Desa Geger, Kecamatan Geger. Dirinya terpilih pada ajang Konferensi Cabang XVI PCNU Kabupaten Madiun yang digelar di Pondok Pesantren Al-Basyariyah Pilangkenceng, Ahad (26/09/2021).
Dalam konfercab itu, KH Ibnu Abas Tohir terpilih sebagai Ketua PCNU Kabupaten Madiun untuk masa khidmat 2021-2026.
KH Ibnu Abas Tohir didaulat sebagai Ketua PCNU Kabupaten Madiun, sedangkan Rais terpilih yakni KH Mustofa Ibrahim.
Kala itu, Kiai Ibnu Abas Tohir mengatakan dalam kepengurusan akan menggandeng semua lini. Seperti dari unsur akademisi, pengasuh pondok pesantren, pengusaha, dan lainnya.
“Kita akan mengakomodasi dari semua lini, baik itu orang-orang seide dengan kita maupun yang tidak seide dengan kita. Seperti dalam konferensi kemarin [konfercab], katakanlah menjadi rival, kita juga akan menggandengnya,” katanya.
Dalam kondisi sekarang, Gus Ib ini menyampaikan ada tantangan besar yang dihadapi. Yaitu masa pandemi Covid-19 dan disrupsi internet. Kondisi itu benar-benar membuat perubahan besar di sektor sosial dan budaya.
“Menghadapi tantangan besar ini, NU harus benar-benar bersinergi dengan semua lini,” kata dia.
PCNU Kabupaten Madiun juga akan menggandeng kader muda yang membidangi teknologi untuk menggarap potensi di dunia digital. Hal ini bertujuan supaya generasi muda tidak teracuni dengan konten yang bisa menyesatkan di bidang agama maupun nasionalisme.
“Yang remaja bisa ikut berproses di IPNU dan IPPNU. Kemudian yang lebih dewasa bisa di Fatayat NU dan Ansor. Selanjutnya bisa di PCNU maupun Muslimat NU,” tandasnya.