Sudah Saatnya Santri Penuhi Media Sosial dengan Konten Pesantren
Senin, 29 Agustus 2022 | 08:45 WIB
KH Wafiyul Ahdi atau Gus Wafi berharap santri dapat mengisi media sosial dengan konten khas pesantren. (Foto: NOJ/ISt)
Jombang, NU Online Jombang
Pesantren tidak lagi bisa lepas dari perkembangan teknologi informasi seiring dengan kian berkembangnya tantangan zaman. Karena itu, pilihannya saat ini adalah bagaimana dunia digital dipenuhi konten pesantren dengan beragam dinamikanya.
“Sudah saatnya para santri menambah wawasan dalam mengelola media sosial sekaligus mensyiarkan konten yang ada di pesantren kepada khalayak,” kata KH Wafiyul Ahdi, Jumat (26/08/2022).
Ketua Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang tersebut menyampaikan pesan ini saat sambutan pada pelatihan jurnalistik dan videografi. Kegiatan dilaksanakan di lantai 2 kantor yayasan pesantren setempat.
Gus Wafi mengingatkan bahwa banyak hal yang dapat diunggah di media sosial. Tidak semata kegiatan pesantren, juga kajian keagamaan yang ada. Apalagi diketahui, hampir setiap hari ada kajian keagamaan yang dilakukan baik di pesantren maupun lembaga pendidikan formal.
“Konten-konten seperti itu sudah selayaknya diunggah di media sosial,” ungkapnya.
Dirinya juga mengingatkan bahwa KH Abdul Wahab Chasbullah atau Kiai Wahab yang pernah menjadi Pengasuh Pesantren Tambakberas juga pegiat jurnalistik. Karenanya, sudah tepat kalau santri pondok ini juga mengikuti jejak Kiai Wahab.
“Anda buka sejarah, bagaimana Kiai Wahab juga menjadi kiai yang demikian gigih dalam mengelola media dengan segala keterbatasan yang ada,” ungkap alumnus program doktor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang tersebut.
Disampaikannya bahwa pelatihan jurnalistik merupakan rangkaian kegiatan sebelumnya. Karena di pesantren ini juga digelar pelatihan videografi. Dengan demikian, kegiatan yang ada untuk melengkapi pengetahuan sekaligus keterampilan santri dalam mengelola media sosial dengan konten khas pesantren.
“Setelah mengikuti kegiatan ini dan memiliki kemampuan dalam hal jurnalistik dan videografi, hendaknya dapat melakukan kaderisasi kepada santri lain,” harapnya.
Hal tersebut dirasa penting karena tidak selamanya peserta akan terus berada di pesantren, apalagi saat boyong. Oleh sebab itu, kaderisasi menjadi hal tidak terpisahkan agar kian banyak santri yang memiliki kemampuan serupa.
“Nantinya, silakan ilmunya diteruskan kepada santri lain di ribath masing-masing,” pungkasnya.
Pantauan media ini, kegiatan diikuti puluhan santri putra dan putri. Mereka adalah perwakilan dari ribath atau asrama yang ada di Pesantren Tambakberas.