Bunda! Hindari Mengayun Terlalu Kencang Saat Menggendong Bayi
Jumat, 6 Januari 2023 | 20:00 WIB
Ayunan bayi terlalu kencang bisa mengakibatkan terjadinya shaken baby syndrome (SBS). (Foto: NU Online/Freepik)
Jakarta, NU Online
Dokter Spesialis Anak Wan Nedra mengimbau kepada setiap orang tua untuk selalu berhati-hati saat menggendong bayi. Pasalnya, ayunan atau gerakan yang terlalu kencang dapat mempengaruhi kerja otak bayi, bahkan bisa menyebabkan shaken baby syndrome atau sekumpulan gejala yang terjadi ketika bayi mendapatkan guncangan terlalu keras pada kepala.
“Tidak masalah mengayun sang buah hati. Namun, perlu diketahui pula, mengayun bayi terlalu kencang bisa mengakibatkan terjadinya shaken baby syndrome (SBS),” katanya, kepada NU Online, Jumat (6/1/2023).
Dokter yang juga merupakan anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) kemudian menyinggung soal video viral yang memperlihatkan anak usia 5 bulan diajak naik jetski tanpa alat pengaman yang cukup. Ia menyayangkan tindakan tersebut karena berisiko membahayakan sang bayi.
“Ya, bayi di usia itu sangat rentan mengalami cedera otak lantaran kepalanya belum cukup kuat menopang beban. Ini bisa berakibat fatal,” terangnya.
Terkait SBS ia menjelaskan bahwa kondisi ini rentan dialami oleh bayi berusia kurang dari 2 tahun. Oleh karena itu jangan sepelekan SBS karena bisa berakibat fatal, seperti pendarahan otak, kerusakan saraf, cedera leher dan tulang belakang, dan cedera mata, hingga kematian.
Saat bayi mengalami guncangan hebat, otak mengalami perputaran atau pergeseran aksis (batang otak). Akibatnya, saraf dan pembuluh darah otak akan robek, sehingga memicu kerusakan dan pendarahan otak,” jelas dia.
Ia juga mengungkapkan bahwa guncangan yang hebat juga bisa menyebabkan kerusakan saraf permanen. “Bayi berusia kurang dari 2 tahun masih memiliki batang leher yang rapuh, sehingga ketika mengalami guncangan keras, cedera bagian leher dan tulang belakang rentan terjadi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan soal cedera lain, yakni cedera mata berupa perdarahan salah satu atau kedua retina mata. Sayangnya, masalah ini sering tidak terdeteksi karena bayi belum bisa mengeluhkan gangguan penglihatan yang dialaminya.
“Cedera mata bisa menyebabkan kebutaan. Dan fatalnya SBS bisa mengakibatkan kematian,” imbuh dia.
Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Muhammad Faizin