Insomnia Tingkatkan Risiko Serangan Jantung? Begini Tips Mengatasinya
Rabu, 8 Juni 2022 | 23:30 WIB
Jakarta, NU Online
Pengurus Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama dr Saskia Dyah Handari mengungkapkan, insomnia atau gangguan tidur akan menyebabkan tidur menjadi kurang berkualitas. Situasi itu menyebabkan rata-rata tekanan darah menjadi bervariasi.
Baca Juga
Tips Hindari Serangan Jantung
“Hal ini akan meningkatkan kejadian hipertensi dan terkait risiko penyakit jantung coroner,” kata Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah itu dalam unggahan Facebook pribadinya SasQa SasQa diakses Rabu (8/6/2022).
Ia mengutip hasil sebuah studi di Jepang pada 2017 juga menunjukkan bahwa faktor risiko dari gangguan tidur. Studi yang melibatkan 13 ribu orang itu menemukan risiko-risiko gangguan tidur seperti sleep apnea, kualitas tidur yang buruk, durasi tidur yang pendek, kesulitan untuk tidur.
“Penggunaan obat tidur dikaitkan dengan kemungkinan 70 persen lebih tinggi terjadi PJK (penyakit jantung coroner) dan 45 persen peningkatan risiko stroke,” imbuhnya.
Karena itu, menurut dia tidur merupakan waktu esensial yang dibutuhkan oleh tubuh untuk pemulihan dan sebuah kebutuhan yang diperlukan oleh tubuh. Dengan begitu, dapat mengoptimalkan dan menyeimbangkan proses metabolisme dan kerja tubuh lain supaya kesehatan fisik dan mental tercapai.
Dokter Saskia mengungkapkan juga insomnia dapat mengakibatkan obesitas dan peningkatan kadar kolesterol melalui peningkatan hormon ghrelin dan penurunan hormon lepti. Hal itu memicu adanya kerusakan pada jantung dan pembuluh darah.
Selain itu, kondisi seseorang yang telah memiliki sakit jantung membutuhkan tidur berkualitas. Tetapi, sering kali perasaan cemas akan adanya kejadian serangan berulang menghampiri sehingga jatuh dalam kondisi tidur yang tidak berkualitas.
“Kondisi tersebut menyebabkan risiko terjadinya serangan jantung berikutnya meningkat,” sebut dr Saskia.
Karena itu, menurut dia, tidur merupakan waktu penting yang dibutuhkan tubuh untuk pemulihan. Dengan tercukupinya kebutuhan tubuh untuk tidur, dapat mengoptimalkan dan menyeimbangkan proses metabolisme dan kerja tubuh lain yang pada gilirannya menyebabkan tercapainya kesehatan fisik dan mental.
Ia kemudian memberikan tips. Untuk dapat memperbaiki kebiasaan tidur dapat dilakukan dengan melakukan olahraga secara teratur, menghindari tidur siang, menghindari kafein, dan mematikan elektronik sebelum tidur.
“Selain itu, mempertahankan jadwal tidur dengan ketat, seperti tidur dan bangun di waktu yang sama setiap harinya,” pungkas dr Saskia.
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Musthofa Asrori