Sidoarjo, NU Online
Memperingati pekan Air Susu Ibu (ASI) sedunia, Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Hajar Sidoarjo, Jawa Timur memberikan penyuluhan kepada sejumlah ibu dan ayah bayi.
Penyuluhan ini dilakukan di depan ruang bersalin ibu dan bayi rumah sakit setempat, Kamis (8/8). Diharapkan para ibu tidak memberikan susu formula kepada bayi yang baru saja dilahirkan, melainkan harus memberikan ASI hingga sang buah hati berusia 2 tahun.
Dokter umum RSI Siti Hajar Sidoarjo, yakni dokter Silvy Rahmah Yanthi mengatakan, melalui penyuluhan ini, para ibu khususnya yang baru saja melahirkan, tetap percaya diri untuk memberikan asi kepada sang buah hatinya hingga bayi usia 2 tahun. Hal ini perlu dilakukan karena ASI lebih baik daripada susu formula, yang bisa membuat tubuh bayi kebal, berkepribadian baik, tidak mudah alergi dan mampu meningkatkan kecerdasan dan sikologis bayi.
“Karena ASI ini yang paling lengkap, aman dan baik untuk anak. Mampu memberikan benteng tersendiri bagi bayi yang baru saja dilahirkan. ASI juga tidak mudah membuat alergi,” katanya kepada NU Online.
Menurutnya, stigma tentang ASI 10 tahun ke belakang mulai ditinggalkan karena ketidakpercayaannya menyusui. “Oleh sebab itu kami ingin mengembalikan gerakan menyusui, agar ibu dan ayah bayi tetap percaya diri agar tetap meberikan ASI, meski sedang bekerja,” jelasnya.
Karena kendati ibu bekerja, bisa dilakukan dengan diperah. Jadi saat menyimpan ASI ke dalam mesin pendingin, harus dikasih tanggal kapan mulai dimasukkannya. Karena ada ketentuan kapan diberikan dan masa kadaluarsanya.
Menurutnya, setiap mesin pendingin tidak sama. Ada yang hanya mampu 24 jam, tapi tidak sedikit yang sampai 3 bulan. “Maka tanggal yang paling lama atau pertama kasi dimasukkan kulkas itu yang harus diberikan kepada bayi,” jelasnya.
Lebih lanjut, saat ini yang sering disampaikan oleh ibu bayi yaitu ASI nya tidak keluar. Sehingga bayi jadi rewel lantaran bayi tidak mengenal puting ibu. Sehingga kalau bisa sejak awal tidak dikenalkan dot.
Dalam pandangannya, ASI komposisinya sudah lengkap, berbeda dengan susu formula yang memang bukan dari manusia. Pasalnya, susu formula juga banyak terbuat dari sapi, kedelai dan sebagainya.
“Sehingga membuat bayi alergi, ada yang bikin bayi mencret, BAB keras, biayanya mahal, cara menyeduhnya ribet, ada juga risiko tidak cocok,” ungkapnya.
Pihaknya mengimbau agar para ibu kembali ke ASI lantaran paling bagus untuk anak. “Pesan ini disampaikan tidak hanya kepada ibu, tetapi kepada mertua dan ayah bayi. Karena mereka akan berperan untuk mendukung ibu bayi memberikan ASI,” terangnya.
Saat ibu bayi lelah, ayah dan mertuanya diharapkan memberikan dukungan untuk memberikan ASI. “Ayah bayi juga bisa melakukan senam oksitosin, yaitu di sepanjang punggung atas bawah dipencet-pencet, dan intinya senam relaksasi. Karena setres, positif thingking ibu sangat penting untuk menyusui,” tegasnya.
Pada kesempatan tersebut para ibu juga diajarkan bagaimana cara memberikan ASI kepada bayi yang baru saja dilahirkan. Cara memeras atau memompa ASI dengan benar sampai diberikan kepada bayi. (Moh Kholidun/Ibnu Nawawi)