Nasional

2 Pesan Mbah Maimoen Jelang Berangkat Haji

Selasa, 13 Agustus 2019 | 00:45 WIB

2 Pesan Mbah Maimoen Jelang Berangkat Haji

H Nusron Wahid (tiga dari kanan) di acara 7 hari wafatnya Mbah Moen di Jakarta

Jakarta, NU Online
Pascawafatnya Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Maimoen Zubair, beberapa tokoh maupun orang-orang terdekat mendapatkan wejangan khusus. Salah satunya adalah politisi muda NU Nusron Wahid yang sempat bertemu Mbah Moen di Jakarta pada suatu malam menjelang keberangkatan haji terakhir dari KH Maimun Zubair.
 
"Mbah Maimun memberikan 7 pesan berisi 2 pesan yang sifatnya pribadi, 2 pesan untuk Bapak Jokowi, 2 pesan saya sampaikan malam ini, dan 1 pesan nanti pada saat yang tepat," ungkap Nusron pada peringatan 7 hari wafatnya Kiai Maimun Zubair, Senin (13/08) malam, di tempat Majelis Darul Hasyimi, Duren Sawit, Jakarta Timur.
 
Pesan pertama KH Maimoen Zubair yang pada waktu sambil meneteskan air mata dan memegangi tangan, kata Nusron, aktivis NU dari berbagai tingkatan untuk tidak mau dan tidak boleh diadu domba dengan Ahlul Bait dan tidak boleh diadu domba juga dengan sesama NU.
 
"Aktivis NU tidak boleh terpancing dan bermusuhan dengan Ahlul Bait. Beliau sudah berpesan, kalau kamu ingin berpegang sama orang NU yang habib dan habib yang NU, peganglah Habib Luthfi, karena ia ulama habib yang Jawa serta orang Jawa yang paham habib," lanjut mantan ketua umum Pimpinan Pusat (PP) GP Ansor itu.
 
Pesan kedua, Mbah Moen bercerita tentang KH Wahab Hasbullah, NU harus nasionalis dan Indonesia harus NU. Dalam hal ini, Nusron memahami, bahwa cara keberagamaan Indonesia sebagaimana tata caranya Nahdlatul Ulama.
 
"Sambil mengutip sebuah ayat yang sering beliau sampaikan, lalu mengutip tafsir dari Syekh Ramadhan Al-Buthi bahwa kebangkitan peradaban Islam akan muncul dan datang dari Indonesia," papar Nusron.
 
Sebagaimana keterangan Mbah Moen, lanjut Nusron, peradaban Islam memiliki tujuh fase yang puncaknya nanti di Indonesia. Fase pertama adalah zaman Nabi Muhammad. Kedua, fase 4 Sahabat Khulafaur Rasyidin. Ketiga, fase Bani Umayyah, keempat Bani Abbasiyah. Kelima, fase kaum sufi dan intelektual (Ibn Rusyd, Ibn Sina, dan lain-lain). Keenam, fase Turki Usmani, dan ketujuh adalah fase Indonesia.
 
"Kebangkitan Islam akan datang dari sebuah negara di mana negara itu adalah penghasil biji-bijian, bukan negara Islam tapi mayoritas Islam, dan ada ajaran Nasrani dan ada juga ajaran Yahudi," ujarnya.
 
"Itu dimaknai Sayyid Ramadhan Al-Buthi dan dikutip berkali-kali oleh Mbah Maimoen adalah Indonesia. Oleh karena itu, NU harus menjadi kekuatan nasionalis di Indonesia," tegas Nusron tentang pesan terakhir dari Mbah Moen.
 
Dalam peringatan malam ketujuh wafatnya Mbah Moen itu, hadir pula Syuriyah PBNU KH Zulva Musthofa, Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini dan ditutup dengan taushiyah dan doa dari Habib Luthfi. (M Zidni Nafi’/Muiz)