26 Tahun ISNU, Organisasi Kaum Intelektual NU, Lokomotif Perubahan Sosial Masyarakat
Rabu, 19 November 2025 | 14:00 WIB
Jakarta, NU Online
Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) hari ini, 19 November 2025, genap berusia 26 tahun. Organisasi ini mulai dirintis di Jawa Timur pada tahun 1996 dengan embrio bernama Forum Silaturahmi Sarjana NU (Fossnu), sebagaimana termaktub dalam Ensiklopedia NU Jilid 2 (2014: 117). Lalu dalam perkembangannya, dideklarasikanlah ISNU oleh 35 akademisi NU dari seluruh Indonesia, tepatnya pada Jumat, 19 November 1999 M atau bertepatan dengan 11 Rajab 1420 H di Surabaya, Jawa Timur.
Setelah resmi menjadi badan otonom NU pada Muktamar ke-32 NU di Makassar tahun 2010, ISNU berhasil dibentuk dan dilembagakan pada tahun 2012. Artinya, secara kelembagaan usia ISNU saat ini yakni 13 tahun.
ISNU, dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Pasal 18 ayat (7) Hasil Muktamar Ke-34 NU Tahun 2021, adalah badan otonom yang berfungsi membantu melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama pada kelompok sarjana dan kaum intelektual.
Latarbelakang pendirian ISNU, dalam kutipan deklarasi ISNU pada tahun 1999 yang dikutip Siti Ummul Khoir dalam artikel Kiprah 24 Tahun ISNU dalam Merangkul Sarjana dan Kaum Intelektual, adalah banyaknya kelompok terpelajar di lingkungan NU yang belum teroganisasi dengan baik. Kaum terpelajar NU, katanya, terkesan lepas dari akar rumput dan para ulama.
Padahal, capaian kemaslahatan bersama dibutuhkan kolaborasi antara para ulama, kaum terpelajar profesional, dan pemerintah. Karenanya, NU membutuhkan pemikiran dari kaum terpelajar;terdidik untuk meningkatkan kemaslahatan umat, sebagaimana dikutip dari Fadeli dan Subhan dala Antologi NU: Sejarah-Istilah-Amaliah-Uswah (2010).
Para Ulama dalam Muktamar NU ke-29 di Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat, kemudian memberikan amanah kepada PBNU untuk mengorganisasi para sarjana di lingkungan NU dengan tujuan agar para sarjana NU tidak tercerabut dari akar kulturnya dan mampu menyumbangkan pemikiran serta manfaat lainnya bagi jam’iyah atau jama’ah NU.
ISNU merupakan satu-satunya organisasi ilmuwan NU. Kemunculannya sebagai bentuk implementasi dari pasal 11 AD NU serta pasa 17 dan 18 ART NU hasil Muktamar NU di Cipasung pada 1994.
Ketua Umum Pimpinan Pusat ISNU saat ini adalah Prof Kamaruddin Amin yang terpilih berdasarkan Musyawarah Dewan Cendikia Utama yang terdiri dari 9 akademisi pada Kongres III ISNU di Balikpapan, Sabtu (30/11/2024) lalu. Kepengurusan ISNU 2025-2030 resmi dilantik di Jakarta pada Kamis (31/7/2025).
Sebelumnya, ISNU selama dua periode dipimpin oleh Prof H Ali Masykur Musa yang terpilih pada Kongres I ISNU di Universitas Islam Darul Ulum Lamongan, Jawa Timur pada Februari 2012 dan Kongres II ISNU di Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung, Jawa Barat pada Agustus 2018.
Sebelum itu, pada periode perintisan, ISNU dipimpin oleh Prof dr H Aboe Amar Joesoef, seorang intelektual dari Universitas Airlangga Surabaya sekaligus dokter spesialis saraf.
Jadi lokomotif perubahan sosial
Kamaruddin, usai pelantikan, menyebut ISNU sudah saatnya bergerak sebagai lokomotif perubahan sosial masyarakat, bukan sekadar ruang temu sarjana. Sumber daya intelektual yang melimpah perlu dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat dan mengatasi persoalan rakyat.
"Jangan sampai profesor dan doktor kita hanya jadi penjaga kampus. Kalau tidak punya keterlibatan sosial, kehadirannya akan terasa hampa," tegasnya, sebagaimana dikutip dari NU Online pada Rabu (19/11/2025).