Jakarta, NU Online
Psikolog anak Alissa Qotrunnada Wahid memaparkan empat prinsip parenting (pengasuhan) ala keluarga maslahah an-nahdliyah. Keempat prinsip tersebut yaitu prinsip mas’uliyah (tanggung jawab), fitrah (menghargai keunikan anak), rahmah (semangat kasih sayang), dan uswah (teladan).
“Jadi ini adalah prinsip-prinsip dasar di dalam tumbuh kembang anak,” papar Alissa kepada NU Online, Jumat (19/8/2022).
Untuk menjalankan keempat prinsip itu, terang dia, dibutuhkan keterlibatan keluarga. Orang tua merupakan pendidik pertama bagi tumbuh kembang anak. Bentuk pendidikan dalam keluarga bersifat pengasuhan.
“Di zaman digital kalau tidak menerapkan prinsip-prinsip tersebut orang tua tentu akan sulit karena pengasuhan lewat metode pelarangan (tidak boleh ini-itu) tidak lagi mempan bagi anak-anak sekarang,” terangnya.
Cara demikian juga, menurut Alissa, tidak bijak karena dengan segala akses kemudahan yang diberikan, perubahan digitalisasi ini telah memengaruhi pola kehidupan anak. Tidak bisa dipungkiri, anak-anak di zaman sekarang sangat bergantung pada perangkat digital.
“Karena gawai (gadget) itu ada di sekitar mereka, sehingga tidak bijak untuk melarang anak-anak dalam penggunaannya. Nanti dia akan ketinggalan dan juga memang tidak bisa dihindari karena sekolah pun menggunakan gadget,” tuturnya.
Baca Juga
Tiga Tips Parenting ala Pesantren
Soal kaitannya dengan pendidikan anak, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu menjelaskan bahwa peran orang tua sangat penting dalam mengawasi perilaku buah hati saat menggunakan perangkat digital.
“Yang paling penting adalah orang tua menyadari bahwa panglima dari proses tumbuh kembang anak itu adalah orang tua,” jelasnya.
Jika hal itu disadari sejak awal oleh orang tua maka proses perkembangan anak tidak lagi menjadi kekhawatiran bagi orang tua. Karena, bagi Alissa, era digital menawarkan berbagai kesempatan untuk mengembangkan diri, namun juga menyimpan berbagai ancaman.
“Orang tua memikirkan bagaimana caranya membuat anak saya itu bisa menggunakan gadget dengan lebih mampu mengendalikan diri,” terang peraih penghargaan Shine On Award (2015) itu.
Oleh karena itu, lanjut dia, penting bagi orang tua mengembangkan model digital parenting yang bertujuan menghindarkan anak dari ancaman dan memaksimalkan potensi digital.
“Jadi, rumusnya itu adalah mengajari anak untuk mampu mengendalikan diri dari gadget,” imbuh Alissa.
Tips mendidik anak di era digital
Mengutip dari laman Parenting Firstcry, ada beberapa tips yang bisa diterapkan dalam mendidik anak di era digital:
1. Batasi waktu penggunaan gawai
Pastikan untuk menetapkan batasan yang wajar untuk waktu penggunaan gawai bagi anak-anak di rumah.
Hal ini dilakukan demi mendorong anak agar mengisi kegiatannya dengan sesuatu yang lebih bermanfaat, seperti bermain, membaca buku, bahkan menghabiskan waktu bersama keluarga di rumah.
2. Jadilah panutan yang baik
Orang tua sebaiknya membatasi penggunaan media sosial yang merupakan cara yang sangat efektif ketika ingin memberikan contoh kepada anak.
3. Jangan pernah menggunakan gawai sebagai alat penenang emosi anak
Dalam kasus anak membuat ulah atau di luar kendali, yang tak sedikit membuat orang tua menggunakan gawai seperti halnya gim video sebagai alat untuk menenangkan mereka. Hal ini justru akan menjadi masalah dalam jangka panjang.
4. Menjembatani kesenjangan komunikasi
Kegiatan komunikasi tatap muka sangat penting dalam keterampilan pengembangan bahasa mereka.
5. Ciptakan zona bebas teknologi di rumah
Cara terbaik untuk memulai praktik ini adalah dengan mematikan televisi saat jam makan atau diskusi keluarga.
6. Orang tua harus bekerja sama dengan guru di sekolah
Sebagai orang tua, sudah sepatutnya untuk mendukung upaya sekolah dan meningkatkan penggunaan teknologi yang tepat di rumah dengan bimbingan dan pengawasan yang tepat.
Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Syakir NF