Jakarta, NU Online
Salah satu peristiwa bersejarah yang terjadi pada bulan Ramadhan adalah Perang Badar Kubra atau lebih dikenal dengan Perang Badar. Tepatnya peristiwa ini terjadi pada 17 Ramadhan tahun 2 H. Pertempuran besar yang diakhiri dengan kemenangan umat Muslim melawan kafir Quraisy ini menjadi salah satu simbol perjuangan dakwah Islam paling besar.
Jumlah pasukan musuh sebesar 1000 perajurit, sedangkan pasukan Muslim tidak lebih dari sepertiganya, yaitu hanya 313 perajurit, pendapat lain mengatakan 314. Peristiwa besar dalam sejarah umat Islam ini memiliki beberapa hikmah. Berikut adalah lima hikmah Perang Badar di bulan Ramadhan.
1. Jangan bermalas-malasan
Umumnya bulan puasa diidentikkan dengan bermalas-malasan karena stamina tubuh sedang turun akibat menahan makan dan minum sepanjang hari. Tidak demikian umat Muslim yang turut serta dalam Perang Badar. Meski dalam kondisi berpuasa dan kalah jumlah tentara, tapi berkat semangat yang berkobar akhirnya bisa meraih kemenangan.
Artinya, bulan puasa bukan bulan untuk bermalas-malasan, justru harus lebih semangat dalam beribadah sebagaimana semangat tentara Badar memerangi musuh.
2. Bermusyawarah
Kemenangan Perang Badar tidak saja sebab Rasulullah sendiri yang memimpin pasukan, tetapi juga keterbukaan beliau dalam menerima pendapat dari para sahabat, seperti usulan strategi perang yang ditawarkan Habbab bin Mundzir.
3. Selalu berdoa kepada Allah
Sebesar apapun usaha, jangan sampai lupa berdoa kepada Allah agar hasil usaha tersebut maksimal. Begitupun yang dilakukan Nabi Muhammad saat Perang Badar. Menjelang perang ia berdoa dengan penuh kekhusyukkan agar diberi kemenangan.
4. Selalu bertawakal
Bagitu banyak persiapan dan upaya yang dilakukan Nabi dan umat Muslim untuk memenangkan Perang Badar. Setelah mereka berdoa untuk meraih kemenangan, selanjutnya mereka juga bertawakal atau memasrahkan semuanya kepada Allah swt, hingga akhirnya Allah menganugerahkan kemenangan.
5. Jangan mendendam
Ketika tentara Muslim berhasil memenangkan peperangan dan mendapat banyak tawanan perang, Nabi Muhammad tidak membunuh para tawanan sebagaimana usulan Umar bin Khattab, tetapi tetap dibebaskan dengan syarat membayar tebusan sebagaimana usul Abu Bakar. Hal ini mengajarkan agar jangan jangan mudah membalas dendam.
Tulisan ini diproduksi ulang dari artikel berjudul Hikmah Peristiwa Perang Badar di Bulan Ramadhan.
Kontributor: Muhamad Abror
Editor: Aiz Luthfi