Jakarta, NU Online
Batik merupakan warisan budaya luhur nusantara yang terus menunjukkan eksistensinya. Pada tahun 2009, UNESCO telah menetapkan batik sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) atau Intangible Cultural Heritage (ICH). Motif batik di Indonesia memiliki ribuan jenis corak yang yang menjadi ciri khas dari berbagai penjuru nusantara.
Dari sekian banyak motif batik, setidaknya ada 6 motif batik masyhur di Indonesia yang memiliki filosofinya masing-masing. Hal ini sebagaimana dikutip NU Online dari artikel Simbolisme Batik Tradisional yang ditulis Kartini Parmono, Senin (2/9/2023).
1. Motif batik parang rusak
Motif batik parang rusak merupakan motif khas Jawa yang cukup populer. Awalnya, motif batik yang diciptakan oleh Sultan Agung Mataram ini hanya dipakai oleh kalangan bangsawan tinggi, itu pun pada saat upacara kenegaraan saja. Alasannya, karena motif parang rusak mengandung perlambang yang dalam dan luhur, yaitu perang dan menyingkirkan segala hal yang rusak atau melawan segala macam godaan.
Secara filosofis, motif batik parang rusak agar manusia bisa mengendalikan nafsunya sepanjang masa sehingga akan mempunyai watak dan perilaku yang luhur.
2. Motif Batik Kawung
Motif kawung diilhami oleh pohon kawung, yaitu sejenis pohon aren atau palem yang menghasilkan buah kolang kaling yang berbentuk bulat lonjong dan berwarna putih jernih. Selain itu, motif kawung juga dihubungkan dengan binatang kuwangwung yang bentuknya bulat lonjong. Pada zaman Sultan Hamengku Buwono VII, Motif batik ini sebelumnya hanya digunakan oleh cucu-cucu sultan.
Secara filosofis, motif batik kawung ini mempunyai makna simbolis agar orang yang memakainya menjadi manusia unggul serta memiliki kehidupan yang bermanfaat dan bermakna.
3. Motif Batik Grompol
Motif batik tradisional Grompol merupakan ragam hias khas Yogyakarta. Grompol memiliki arti berkumpul atau bersatu. Dengan demikian, nilai filosofis dalam corak batik ini adalah adanya sebuah harapan berkumpulnya segala kebaikan, seperti rezeki, kebahagiaan, keturunan, dan kerukunan hidup.
4. Motif Batik Sidomukti
Bentuk motif Sidomukti meliputi kombinasi antara beragam ornamen yang rumit, seperti bunga dan kupu-kupu. Motif batik ini biasanya digunakan oleh pengantin pria dan wanita dalam sebuah upacara pernikaham.
Secara bahasa, sido berarti terus-menurus dan mukti hidup dalam kecukupan serta kebahagiaan. Dengan demikian, makna filosofi dalam motif batik sidomukti ini melambangkan harapan masa depan yang baik dan penuh kebagahagiaan yang kekal untuk kedua pengantin.
5. Motif Semen Rama
Motif batik Semen memiliki aneka ragam corak, baik yang biasa dipakai upacara adat dan keagamaan seperti semen gedhe, sawat gurda, semen huk, semen panca murti maupun dipakai dalam kegiatan lain. Secara umum, batik semen yang biasa dipakai oleh masyarakat luas adalah semen rama, motif ini melambangkan sebuah kesetiaan seorang istri yang mempunyai perilaku baik.
6. Motif Batik Truntum
Motif batik Truntum memiliki gambaran serupa kuntum, yaitu kembang di langit yang bentuknya digambarkan mirip kembang tanjung. Biasanya, motif batik ini dipakai di upacara pernikahan oleh orang tua kedua mempelai pengantin.
Secara filosofis, motif truntum merupakan lambing cinta yang bersemi kembali. Para orang tua akan menuntun pengantin dalam memasuki kehidupan baru yang penuh dengan dinamika. Kehidupan rumah tangga akan langgeng dengan kasih sayang yang senantiasa bersemi atau tumbuh (tuntum).