Akan Dibutuhkan Banyak Talenta Digital, Unusia Didorong Beradaptasi
Ahad, 16 Juni 2024 | 09:00 WIB
Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi orasi ilmiah pada Wisuda X Unusia di TMII Jakarta Timur, Sabtu (15/6/2024).(Foto: Unusia)
Jakarta, NU Online
Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi menyampaikan jika tantangan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki keterampilan dan kompetensi digital tidak disiapkan maka pada 2030 nanti akan ada 85 juta pekerjaan yang tidak terisi.
Hal itu dikatakan Budi saat menyampaikan orasi ilmiah pada Wisuda X Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Sabtu (15/6/2024).
Budi menjelaskan besarnya laju transformasi digital telah mengubah landscape persediaan dan permintaan talenta global.
Baca Juga
Dunia Digital di Balik Fenomena Sosial
"Saat ini dunia membutuhkan sebanyak 140 juta pekerja digital yang cakap. Pada tahun 2025, sebanyak 65 persen pekerjaan mengharuskan para pekerja untuk memiliki keterampilan di bidang Artificial Intelligence," kata Budi.
Artificial Intelligence, lanjutnya memiliki 3 fondasi yang sangat penting. "Bapak Ibu serta kawan-kawan sekalian kita ketahui bahwa Artificial Intelligence memiliki tiga fondasi utama yaitu yang pertama safety, kedua ethics dan yang ketiga adalah trustworking," ujarnya.
Pentingnya literasi digital
Di sisi lain Budi juga menjelaskan masalah yang harus diselesaikan bersama yaitu meningkatkan literasi digital masyarakat Indonesia. "Kita memahami bersama agar nilai-nilai positif turut hadir di era digital," ujarnya.
Budi menyebut, di tahun 2030, akan ada 27 hingga 46 juta pekerjaan baru yang muncul di Indonesia. Akibat otomatisasi ini membutuhkan varian baru digital yang mumpuni.
Selain itu masyarakat perlu menyadari bahwa di era digital ini, kejahatan digital sering kali ditemukan. Untuk perlu dimunculkan penanaman kurikulum digital dengan tetap mendatangkan pada nilai-nilai positif.
3 profesi teratas
Budi juga menjelaskan 3 profesi teratas yang semakin dibutuhkan untuk menghadapi laju transformasi digital dalam 5 tahun ke depan. Ketiganya yaitu special AI and machine learning, robotic engineering, dan architec database.
Ia juga menekankan 3 kompetensi utama pada bidang digital. "Pertama, digital strategy yang mampu merespons tren pasar. Kedua, digital inovator yang dapat mendorong inovasi berbasis data. Dan yang ketiga digital driver yang memiliki kemampuan untuk memulai kolaborasi strategis dengan ketangkasan dan keterampilan yang kuat," ungkapnya.
Budi Arie juga memberikan pesan kepada Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia agar bisa secepatnya dan segera melakukan adopsi terhadap berbagai perkembangan yang terjadi di masa depan.
"Teknologi tidak menunggu kita siap, tapi dia terus bergerak sehingga tidak ada pilihan lain selain kita harus menyesuaikan diri, mengadopsi dan terus berpikir kreatif dan kritis," pungkasnya.