Akibat Cedera Otak, David Harus Belajar Jalan seperti Bayi
Jumat, 14 April 2023 | 13:30 WIB
Jakarta, NU Online
Cyrstalino David Ozora mengalami cedera pada bagian otak atau diffuse axonal injury akibat mengalami penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy Satrio bersama Shane Lukas dan AG, pada 20 Februari 2023.
Akibat cedera itu, David kini harus mengulang semuanya dari nol. Ia harus belajar jalan seperti bayi. Bahkan, David juga tengah berjuang untuk mengingat kembali karena memori otaknya belum pulih.
Jonathan Latumahina mengunggah video David yang sedang berjalan jalan di ruang ICU RS Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Jumat (14/4/2023). David tampak perlahan belajar melangkahkan kaki, kiri dan kanan, seraya dibantu oleh dua orang perawat.
"Yang dulu bisa berjalan, melompat, berlari dan kini harus belajar berjalan lagi akibat cedera otak berat. Pun dengan ingatannya, kembali seperti bayi mulai dari nol," kata Jonathan dalam cuitannya di twitter, hari ini.
Penganiayaan keji yang dilakukan Mario itu tak hanya membuat David harus kembali belajar jalan seperti bayi, tetapi juga meninggalkan luka secara permanen. Luka itu membekas di fisik dan mental David. Jonathan berharap, kejadian memilukan yang dialami anaknya ini tak terjadi pada orang lain.
"(Penganiayaan itu) meninggalkan banyak luka permanen, fisik dan mental. Semoga tidak ada lagi seperti ini dialami siapa pun," harap Jonathan yang merupakan pengurus Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor itu.
Dilansir situsweb Flint Rehab, berikut ini adalah beberapa alasan mengapa cedera otak dapat berpengaruh pada kemampuan berjalan.
1. Masalah Keseimbangan
Antara 30 sampai 60 persen korban cedera otak traumatis berjuang dengan masalah keseimbangan. Hal ini dapat berasal dari berbagai masalah termasuk kelemahan otot, kerusakan telinga bagian dalam, dan kerusakan otak kecil yang berperan dalam menjaga keseimbangan.
2. Kerusakan Korteks Motorik Primer
Korteks motorik primer juga bertanggung jawab untuk koordinasi gerakan otot. Jika cedera otak merusak area ini maka aktivitas yang melibatkan banyak kelompok otot seperti berjalan, dapat terganggu.
3. Spastisitas
Ketika cedera otak mengganggu hubungan antara otak dan otot, otak tidak dapat lagi mengirimkan sinyal ke otot untuk memberi tahu kapan harus berkontraksi. Akibatnya, kelenturan dan kekencangan otot dapat terjadi sehingga membuat berjalan setelah cedera otak jauh lebih sulit.
Dengan berbagai macam penyebab gaya berjalan yang buruk setelah cedera otak, maka penting bagi para penyintas cedera otak untuk bekerja sama dengan terapis guna mendiagnosis dan merehabilitasi kemampuan berjalan.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Fathoni Ahmad