Internasional

Ibu-ibu WNI di Hong Kong Semangat Belajar Al-Qur'an Meski Usia Tak Muda Lagi

Rabu, 2 April 2025 | 20:00 WIB

Ibu-ibu WNI di Hong Kong Semangat Belajar Al-Qur'an Meski Usia Tak Muda Lagi

Aktivitas TPQ di Hong Kong yang memiliki santri dari kalangan Ibu-ibu. (Foto: dok. PCINU Hong Kong)

Yuen Long, NU Online

Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) merupakan wadah pendidikan yang umumnya diperuntukkan bagi anak-anak di bawah usia Sekolah Dasar untuk belajar membaca dan menulis Al-Qur’an. Namun, kondisi berbeda terjadi pada TPQ di Hong Kong.


Di sini, seluruh santrinya adalah para ibu. Meskipun usia mereka sudah tidak muda lagi, semangat untuk belajar membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar tetap tinggi. Keinginan kuat ini muncul karena berbagai alasan, salah satunya adalah keterbatasan akses mengaji saat mereka masih kecil di kampung halaman, baik karena belum adanya TPQ maupun kurangnya tenaga pengajar.


Menurut Ustadzah Siti Aminah, Ketua Majelis Taman Idola Tsing Yi, motivasi mereka dilandasi oleh kesadaran akan pentingnya belajar Al-Qur’an sebagai bekal akhirat serta tambahan ilmu yang bermanfaat setelah mereka kembali ke tanah air.


“Usia tidak lagi menjadi penghalang bagi mereka untuk terus belajar Al-Qur’an. Mereka pun tidak malu karena teman belajarnya juga berusia sebaya,” tutur Ustadzah Siti, Ahad (31/3/2025).


Saat ini, metode yang digunakan di TPQ Hong Kong adalah metode An-Nahdliyah, yang dikembangkan oleh Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Tulungagung bersama para kiai dan ahli pengajaran Al-Qur’an. Metode ini diberi nama Metode Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an An-Nahdliyah.


Menurut Ustadzah Sri Wahyuni, salah satu pengajar metode ini yang juga merupakan pengurus harian PCINU Hong Kong, metode An-Nahdliyah memiliki beberapa keunggulan yang membuatnya cocok diterapkan di TPQ Hong Kong.


"Di antaranya, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan karena para santri diajak untuk melagukan bacaan Al-Qur’an. Selain itu, metode ini mudah dipahami dan diterima berkat penggunaan ketukan tongkat yang membantu peserta didik lebih fokus. Ditambah lagi, ada materi-materi keagamaan mendasar yang diberikan sebagai bekal hidup,” jelasnya.


Sementara itu, Ketua PCI Fatayat NU Hong Kong, Ustadzah Yayuk Yuliani, mengungkapkan bahwa metode An-Nahdliyah yang terdiri dari enam jilid ini berkembang pesat di beberapa Majelis Taklim (MT) di Hong Kong yang membuka kelas TPQ.


“Beberapa Majelis Taklim yang masih mengajarkan metode An-Nahdliyah di antaranya MT Al-Istiqomah, MT Al-Falah Fanling, Majelis Muslimah Mei Foo (M3), dan beberapa lainnya,” tutur Ustadzah Yayuk, Senin (31/3/2025).


Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa setiap tahunnya selalu digelar wisuda akbar yang mengumpulkan seluruh santri dari berbagai majelis yang telah lulus ujian.


Wisuda ini biasanya diadakan di masjid-masjid besar di Hong Kong atau di tempat yang cukup luas yang disewa khusus untuk acara tersebut. Acara ini juga kerap dihadiri oleh kiai pengajar metode An-Nahdliyah dari Indonesia.