Alasan Allah Kabulkan Doa Iblis menurut Habib Husein Ja’far
Ahad, 25 September 2022 | 22:30 WIB
Jakarta, NU Online
Penulis buku Seni Merayu Tuhan, Husein Ja’far al-Hadar, mengatakan bahwa esensi sebuah doa sesungguhnya bukan siapa yang memanjatkannya. Namun, apa isi doa tersebut sehingga membawa hikmah dan kebijaksanaan menurut kacamata Allah.
“Hal tersebut dibuktikan dengan alasan mengapa Allah mengabulkan doa Iblis yang dalam kacamata manusia, iblis adalah salah satu makhluk yang tidak taat kepada Allah,” ungkap Habib Husein, sapaan akrabnya, dalam tayangan YouTube Jeda Nulis bertema Apakah Doa Saya yang Ini Akan Dikabulkan? diakses NU Online, Ahad (25/9/2022).
“Yang perlu digarisbawahi bahwa doa itu pasti dikabulkan, asal tidak aneh-aneh permintaannya. Maksud tidak aneh-aneh itu di dalam doa tersebut mengandung hikmah dan tidak bertentangan dengan kehendak Allah,” sambung Direktur Cultural Islamic Academi Jakarta ini.
Bukti doa iblis dikabulkan tersebut diabadikan dalam Al-Qur’an surat Al-Araf ayat 14-15 yang artinya: Ia (Iblis) menjawab, ‘Berilah aku penangguhan waktu sampai hari mereka dibangkitkan. Dia (Allah) berfirman, ‘Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi penangguhan waktu.’
“Ayat di atas menceritakan kejadian saat Iblis hendak diusir dari surga lantaran tidak mau bersujud kepada Nabi Adam sebagaimana perintah Allah. Iblis meminta penangguhan waktu sampai hari dibangkitkannya manusia. Kemudian Allah mengizinkannya untuk tetap tinggal di surga sampai berhasil mengelabui Nabi Adam dan Siti Hawa sehingga keduanya turun dari surga. Tugas menguji manusia itu pun berlanjut hingga kini,” ungkapnya.
Habib Jafar menambahkan, Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya menuturkan bahwa ketika membahas ayat tersebut memang permintaan Iblis tidak bertentangan sama sekali dengan kehendak Allah. Hikmah dari permintaannya tersebut Allah memang ingin menguji iman para hamba-Nya yang mengaku taat. Maka karena alasan inilah doa iblis dikabulkan oleh Allah.
“Allah menginginkan semua kebaikan itu diuji. Jadi, manusia tidak bisa mengklaim dirinya sudah baik tanpa diuji. Justru Allah ingin memastikan kebaikan tersebut memang benar-benar bersumber dari dirimu yang berdaulat saat diuji. Karenanya Imam Abdullah bin Alwi al-Haddad pernah berkata, puncak dari kebaikan yang dilandasi rasa ikhlas itu akan terlihat ketika sedang diuji,” tambah aktivis Gerakan Islam Cinta itu.
Ia mencontohkan, ketika seseorang yang biasanya shalat Subuh berjamaah di masjid, lantas suatu hari merasakan kantuk yang berat dan akhirnya orang tersebut tidak melakukan shalat Subuh di masjid lagi merupakan contoh kebaikan yang belum memenuhi kriteria SNI (Standar Norma Ikhlas). Karena, kebaikan tersebut tidak hadir lantaran ada ujian yang menghadang.
Terkabulnya doa
Habib Husein Ja’far mengatakan, pada dasarnya tidak ada doa yang tidak dikabulkan oleh Allah. Hanya saja mungkin ada miss konsepsi yang belum dipahami selama ini.
“Pertama, kalian tidak sadar bahwa doa tersebut dikabulkan oleh Allah karena Allah tidak memberikannya di waktu yang cepat. Tetapi, di waktu yang tepat. Allah mengabulkan sesuatu tidak berdasarkan yang kita inginkan, tetapi yang kita butuhkan,” tuturnya.
Karena itu, lanjut dia, Sayyidina Ali sudah memberikan teladan kepada umat Nabi Muhammad untuk selalu bersyukur meskipun doa yang dipanjatkan secara dzahir belum terkabul.
Doa Sayyidina Ali tersebut kurang lebih seperti ini, “Ya Allah jika apa yang saya minta belum engkau berikan, saya tetap bersyukur karena apa yang belum engkau beri pasti yang terbaik bagiku. Karenanya jika belum terkabul aku akan tetap bersyukur sembari mencari apa hikmah dibalik doa yang nampak belum terkabul,” terangnya.
Kedua, terhalang karena maksiat. Ketiga, berdoa tanpa ikhtiar. “Hal yang harus dipahami meskipun doa itu akan dikabulkan oleh Allah namun tetap semuanya melalui perantara hukum alam yang berlaku di muka bumi, yaitu berusaha,” ungkap lulusan Magister Al-Qur’an dan Tafsir UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Ketika seseorang menginginkan kesuksesan, bisa jadi Allah memberi jalan dengan memberikan banyak pekerjaan yang berlipat-lipat untuk membuat usahanya sejalan dengan doa yang dipanjatkan. Dengan beban berlipat-lipat, seseorang menjadi lebih profesional. Kinerjanya pun meningkat. Akhirnya ia layak sukses karena menjadi pribadi profesional, visioner, dan pekerja keras.
Oleh karena itu, lanjut dia, ketika doa tidak terwujud maka lakukanlah introspeksi diri. Selama doa tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan Allah, doa tersebut pasti dikabulkan.
“Jadi, jangan pesimis dulu ketika berdoa. Karena Iblis saja doanya dikabulkan, apalagi kita manusia, hamba Allah yang mulia dan beriman. Sudah barang tentu akan dikabulkan permintaannya,” pungkas Habib Ja’far.
Kontributor: A Rachmi Fauziah
Editor: Musthofa Asrori