Aliansi Perempuan Indonesia Desak Prabowo Bebaskan Aktivis yang Ditangkap dan Reformasi Polri
Rabu, 17 September 2025 | 14:30 WIB
Aliansi Perempuan Indonesia saat menggelar aksi di depan Polda Metro Jaya, Jakarta, pada Rabu (17/9/2025). (Foto: NU Online/Mufidah)
Jakarta, NU Online
Aliansi Perempuan Indonesia mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk segera membebaskan seluruh aktivis dan demonstran yang ditahan tanpa syarat, baik di Polda Metro Jaya maupun di berbagai wilayah Indonesia. Mereka juga mendesak agar reformasi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dijalankan secara serius dan substansial, bukan sekadar simbolis.
Hal itu disampaikan perwakilan Aliansi Perempuan Indonesia, Mutiara Ika Pratiwi, dalam aksi tabur bunga di depan Polda Metro Jaya, Jakarta, pada Rabu (17/9/2025).
“Fokus tuntutan kami adalah presiden Prabowo segera membebaskan seluruh aktivis dan demonstran yang ditahan tanpa syarat, bukan hanya di Polda (Metro Jaya) tapi di berbagai wilayah yang ada di Indonesia saat ini,” jelas Ika.
Ia menegaskan, reformasi kepolisian harus dilakukan secara transparan, partisipatif, dan substantif. Menurutnya, hal ini hanya bisa dibuktikan dengan langkah nyata. Salah satunya membebaskan para demonstran yang ditangkap.
“Tuntutan kami juga agar reformasi kepolisian dilaksanakan dengan serius dan ditunjukkan dengan langkah nyata, salah satunya dengan membebaskan seluruh kawan-kawan yang ditangkap,” ujarnya.

Ika menambahkan, ketika wacana reformasi Polri digaungkan, seharusnya para demonstran yang sebelumnya ditahan segera dibebaskan.
“Nanti siang bersama koalisi masyarakat sipil kami akan menjenguk Delpedro,” lanjutnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan kondisi para demonstran di dalam tahanan yang sangat memprihatinkan dan tidak manusiawi.
“Kami mendengar dan menjenguk kemarin, kondisi di dalam tahanan miris dan tidak manusiawi bagaimana kawan kawan tidak diinformasikan secara penuh tentang kenapa mereka ditangkap dan mereka juga tidak diberikan akses alat tulis dan jengukan untuk mereka sangat dibatasi sekali,” katanya.