Jakarta, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Nurul Huda Mergosono Malang, Nyai Hj Raudloh Quds Musthofa al Hafidhah menyampaikan faktor-faktor yang menjembatani kesuksesan mendidik anak.
Selain di antaranya faktor lingkungan, keluarga, dan pola asuh yang diterapkan dengan memberikan contoh baik, Hj Raudloh juga menyebutkan bahwa doa-doa para sepuh adalah salah satu faktor yang melengkapinya.
"Jadi, kalau pengasuhan/pendidikan jujur saya dibantu oleh lingkungan dan selalu menanamkan untuk mencontoh sifat baik dari eyang-enyangnya (KH Ahmad Masduqie Machfudh dan KH Ahmad Mustofa Bisri), dan mengenai ibadah shalat, puasa dan lain-lain, selain dimudahkan oleh lingkungan juga kita tidak pernah absen untuk memberi contoh. Jadi, tidak hanya ngajak, tapi juga melakukan," kata Hj Raudloh di acara Webinar Parenting, Sabtu (10/4).
Sebagaimana tradisi pesantren yang lekat dengan amalan riyadloh dan tirakat, Hj Raudloh pun memberikan beberapa amalan yang ia amalkan sebagai ikhtiar dalam mendoakan keselamatan hidup anak-anaknya.
"Dulu itu saya pernah didawuhi (diberi tahu) sama kakak ipar saya untuk muasani (berpuasa untuk) anak-anak saya. Waktu itu saya diutus puasa hari lahir (kalau anaknya lahir Senin, berarti puasa setiap Senin). Nah, kebetulan anak-anak saya itu hari lahirnya berurutan, Senin-Selasa-Rabu saya tambah Kamis, wis poko'e setiap seminggu iku patang dino (Sudah pokoknya setiap minggu itu empat hari puasa). Itu berjalan hanya setengah tahun kemudian saya sakit. Jadi, kata suami, lah, tirakat anak'e pinter iyo tapi mbok'e malah loro (lah, tirakat anaknya pinter iya tapi ibunya malah sakit). Akhirnya suami saya yang melanjutkan," jelasnya.
Namun, kata Ning Udloh sapaan akrabnya, karena suaminya sering keluar kota, dicarilah jalan alternatif dan menggantinya dengan bersedekah setiap hari lahir anaknya dan mengamalkan amalan wirid.
"Kalo wiridan itu yang saya amalkan sekarang itu Fatihah setiap hari 100 kali, katanya suami sih boleh dicicil boleh juga sekali dudukan, pokonya jangan sampe kelewat," ungkap Ning Raudloh.
Sementara tirakat versi Hj Nawal Nur Arafah Yasin yang juga sama hadir dalam acara tersebut, menganjurkan untuk mengamalkan Hizb Nawawi yang ada pada Kitab Hadza Walidi karya Syekh Ramadhan Al-Buthi setiap hari Selasa dan Jumat.
"Jadi, Hizb Nawawi itu memang keistimewaannya itu untuk keilmuan," terangnya.
Hal itu dikatakan oleh Hj Nawal Yasin diamalkan juga oleh keluarga besar KH Kafabihi Mahrus Lirboyo dan KH Ahsin Sakho Muhammad.
"Saya juga pernah di-dawuhi oleh mbah saya, sepertinya keluarga Nyai Azzah Kafabih dan Yai Ahsin Sakho itu luar biasa sekali semua putra-putranya sukses-sukses, kemudian saya tanya itu amalan pakde itu apa ya? Terus dijawab, amalannya itu Hizb Nawawi, katanya," ungkap Hj Nawal.
"Paling untuk saat ini sih, saya bersedekah diniati untuk anak dan guru-guru. Selain Wirid Lathif dan Hizb Nawawi, terus setiap hari baca al-Fatihah sebanyak 41 kali," ujar Hj Nawal Yasin.
Kontributor: Syifa Arrahmah
Editor: Fathoni Ahmad