Nasional

Amnesty: Kematian Affan Jadi Gambaran Ketidakadilan Negara dan Jelas Pelanggaran HAM

Selasa, 30 September 2025 | 23:00 WIB

Amnesty: Kematian Affan Jadi Gambaran Ketidakadilan Negara dan Jelas Pelanggaran HAM

Usman Hamid saat berorasi dalam peringatan 1 bulan wafatnya Affan Kurniawan, di Jalan Penjernihan I, Jakarta, pada Selasa (30/9/2025). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia Usman Hamid menilai kematian Affan Kurniawan bukan sekadar peristiwa tragis, melainkan gambaran nyata dari ketidakadilan negara yang masih melingkupi kehidupan rakyat kecil di Indonesia.


Hal ini disampaikan dalam peringatan satu bulan wafatnya Affan di Jalan Penjernihan I, Jakarta, Selasa (30/9/2025).


Menurut Usman, sosok Affan merepresentasikan potret anak muda Indonesia yang berjuang keras di tengah kesulitan sosial ekonomi.


“Pertama, Affan ini putus sekolah SMP. Yang kedua, ia bekerja keras untuk mencari penghidupan keluarganya, bahkan untuk menyewa tempat tinggal sebesar Rp1,2 juta dan menanggung kebutuhan keluarga. Dia adalah tipe bagaimana orang Indonesia bertahan hidup di dalam situasi yang semakin sulit,” kata Usman.


Ia menegaskan, kematian Affan merupakan simbol dari ketidakpedulian negara terhadap rakyatnya.


“Kematian Affan Kurniawan adalah simbol dari ketidakadilan struktural negara. Negara para elitenya hanya mengurus kepentingan-kepentingan dirinya sendiri, bukan kepentingan rakyat,” ujarnya.


Usman juga menegaskan bahwa kasus Affan jelas termasuk pelanggaran hak asasi manusia (HAM), apalagi jika dikaitkan dengan kematian korban lain, yakni Iko Juliant Junior dan Reza Pratama.


Ironisnya, kata Usman, justru para aktivis yang diburu, sedangkan pihak yang terlibat langsung dalam kerusuhan banyak dibebaskan.


“Malam ini kita ingin mengingatkan kepada negara bahwa harus ada keadilan untuk Affan. Harus ada kebenaran untuk keluarga Affan,” tegasnya.


Usman juga menyerukan kembali pentingnya pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Independen. Menurutnya, tanpa TGPF, kebenaran atas tragedi yang merenggut nyawa Affan dan korban lainnya tidak akan pernah terungkap.


“Keluarga Affan tidak akan pernah tahu, keluarga Iko tidak akan pernah tahu, keluarga Reza tidak akan pernah tahu apa yang terjadi dalam peristiwa demonstrasi dan kerusuhan itu. Siapa yang bertanggung jawab? Mengapa itu semua terjadi?” tutur Usman.


Usman menekankan bahwa cara Affan bertahan hidup sebagai pengemudi ojek online merupakan cerminan perjuangan rakyat Indonesia menghadapi ketidakpedulian negara.


“Selama belum ada keadilan untuk Affan, selama itu pula kita akan terus berteriak tentang keadilan. Hidup rakyat Indonesia! Hidup! Hidup rakyat Indonesia! Hidup!” pungkasnya.