Nasional

Anggota NU, Mereka yang Masih Hidup dan Sudah Meninggal!

Ahad, 7 Juni 2015 | 16:10 WIB

Surabaya, NU Online
Setiap organisasi pasti mempunyai anggota, semua organisasi masyarakat, partai bahkan Lembaga Swadaya Masyarakat memiliki anggota. Anggota biasanya dihitung masa hidupnya saja. Berbeda dengan itu, Nahdlatul Ulama, ormas Islam terbesar di Indonesia memiliki anggota terhitung massa hidup dan setelah meninggal dunia.
<>
Survey membuktikan anggota NU mencapai ratusan juta. Lembaga Survey Indonesia (LSI) mengatakan  sekitar 90 jutaan warga nahdliyin. "Kalau LSI dawuh seperti itu maka rowahunya sudah shoheh," jelas KH Said Aqil Siroj, saat memberikan arahan kepada Majelis Alumni IPNU.

"Apa yang disampaikan Ketum PBNU itu memang benar, tapi itu tercatat yang masih hidup saja, lah yang meninggal?," kata Gus Ipul melemparkan pertanyaan kepada para alumni IPNU diacara Halaqoh Nasional Majelis Alumni IPNU (6/6) di Hotel Alana Surabaya.

Anggota NU itu alahyaai minhum wal amwat. Jadi harus dihitung sama yang telah meninggal. NU masih mengakui orang wafat. Buktinya warga NU selalu menyebut orang wafat saat tahlilan dan istighotsah. 

"Makanya bagi orang yang mendekati ajal jangan pindah dari NU, supaya masih diakui NU dan ditahlili," tutur Wakil Gubenur Jatim itu. Kalau keluar dari NU tidak akan di tahlili.

Kalau berbicara orang mati, di Jawa Timur terdapat lima makam Walisongo, dua makam presiden yaitu Gus Dur di Jombang dan Bung Karno di Blitar. Selain itu ada puluhan makam ulama diantarnya Mbah Kholil Bangkalan, Mbah Hasyim Jombang, Mbah Hamid Pasuruan, Mbah As'ad Syamsul Arifin Situbondo. 

"Inilah para ulama NU yang bisa menghidupi orang hidup," jelas Gus Ipul.

Setiap harinya makam ulama itu dikunjungi hampir tiga juta orang per tahun. "Kalau penziarah mengeluarkan uang sepuluh saja, itu sudah menghidupi orang hidup, itulah hebatnya ulama kita," pungkasnya. red: mukafi niam


Terkait