Mojokerto, NU Online
Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)-Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Mookerto Jawa Timur mengadakan Ngaji Digital Jurnalistik Era Jaman Now (Ngadirejo). Kegiatan ini guna melatih kader agar bijak dalam bersosial media dan tidak mudah terprovokasi akun abal-abal.
Pelatihan dilaksanakan di lantai 1 gedung Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
"Setiap mendekati tahun politik pasti banyak yang menjelek-jelekkan kiai dan NU. Kelompok ini sangat aktif di media sosial. Kita harus antisipasi biar tak menimbulkan kerusakan lebih besar. Pelatihan ini salah satu usaha kita. Di zaman now, media sosial menjadi ajang berperang opini," jelas Wakil Sekretaris PC IPNU Kabupaten Mojokerto Syaiful Alfuat, Rabu (21/11).
Syaiful menjelaskan, materi dalam kegiatan ini berkaitan dengan pelatihan mendesain, pelatihan jurnalistik, dan cara menjadi aktivis media sosial yang bijak. Bukan hanya materi, namun langsung praktik di lapangan, maka peserta diminta membawa laptop.
"Pematerinya kita datangkan dari jurnalis dan pegiat literasi. Kita juga kerja sama dengan media lokal dan kemunitas literasi," ujar Syaiful.
Dengan adanya pelatihan ini, ke depan kader IPNU-IPPNU Mojokerto akan menjadi garda terdepan dalam menjaga kiai dan NU dari perusak. Terutama serangan yang ditujukan lewat media sosial. Salah satu cara yang akan dipakai yaitu aktif membuat konten-konten positif.
"Kita tidak akan melawan kejelekan dengan cara jelek pula. Tugas kader ini nanti memberikan klarifikasi apabila ada kabar bohong. Setelah itu aktif membuat konten positif. Tapi kita bergerak atas arahan dari para ulama, karena niatnya menjaga NU," beber Syaiful
Dikatakan, pemuda NU sudah sangat mendesak untuk diajarkan cara memanfaatkan media sosial dengan baik. Karena sebagai generasi penerus bangsa harus paham mana kabar hoaks dan provokasi. Setiap informasi yang dibaca dan dibagikan harus bersumber dari info yang valid.
Beberapa negara di timur tengah rusak karena masifnya penyebaran kabar bohong di media sosial. Kerusakan diperparah lagi karena ada kepentingan politik yang ingin dicapai. Sehingga sebagian orang dengan gencar menyudutkan dan menyerang kelompok lain.
"Kader IPNU-IPPNU harus cerdas dan teliti ketika berselancar di media sosial. Jangan ikut arus kebencian yang ditumpangi kepentingan politik. Karena bagi kita kader NU, mencintai bangsa Indonesia lebih penting dari pada kekuasaan sesaat," tandasnya. (Syarif Abdurrahman/Muiz)