Kupang, NU Online
Pengurus Pusat (PP) NU Care-LAZISNU kembali menyampaikan amanah dari para donatur untuk membantu warga terdampak bencana siklon tropis Seroja di Nusa Tenggara Timur (NTT), yang terjadi pada April lalu.
Bantuan yang disalurkan PP NU Care-LAZISNU berupa kebutuhan pokok dan pembangunan MCK, yang merupakan program recovery (pemulihan) pascabencana di NTT.
"Alhamdulillah, amanah dari seluruh donatur NU Care-LAZISNU, baik dari jaringan NU sendiri, instansi, perusahaan, dari komunitas, untuk program NU Peduli NTT telah tersampaikan dan diterima langsung oleh warga terdampak bencana di NTT," kata penanggungjawab penyaluran bantuan di NTT, Slamet Tuharie, usai pendistribusian bantuan kebutuhan pokok di Kota Kupang, Kamis (17/6).
Slamet mengatakan, sebelumnya NU Care-LAZISNU juga sudah menyalurkan bantuan darurat untuk warga terdampak bencana siklon Seroja. "Kemudian saat ini kami salurkan juga bantuan recovery, pemulihan pascabencana seperti pembangunan MCK," ujarnya.
Slamet menuturkan, distribusi bantuan dilakukan selama dua hari (Rabu-Kamis) di tiga kabupaten/kota di NTT. Hari pertama di kampung mualaf di Desa Oebelo RT 20 RW 09 Kecamatan Amanuba Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan di Desa Wehali RT 19 RW 08, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka. Sementara di hari kedua bantuan disalurkan di beberapa titik di Kota Kupang yaitu di Kecamatan Kelapa Lima dan Kecamatan Alak, Kota Kupang.
"Hari pertama, perjalanan dari Kota Kupang ke Timor Tengah Selatan dengan waktu tempuh tiga jam setengah. Kedatangan kami disambut baik oleh warga di kampung mualaf yang dihuni oleh 16 KK di rumah-rumah adat Lopo," tuturnya.
Kedatangan bantuan, lanjutnya, bahkan disambut dengan tradisi lisan Natoni; dengan mengalungkan syal tenun khas NTT dan penuturan bahasa Dawan, bahasa suku Atoni di Pulau Timor.
"Selain bantuan sembako, di kampung mualaf ini juga diserahkan bantuan pembangunan MCK umum, yang merupakan hasil donasi dari PCI NU Australia-New Zealand dan NU Care-LAZISNU Korea Selatan," imbuh Slamet.
Tamrin Tobeh (49), penanggungjawab lokal pembangunan MCK mengatakan bahwa MCK nantinya digunakan tidak hanya untuk warga kampung mualaf, melainkan juga untuk masyarakat umum di Desa Oebelo.
"Di sini ada 16 kepala keluarga, 31 orang. MCK ini tidak hanya untuk warga kampung mualaf. Tapi, untuk semua warga Desa Oebelo. Pembangunan MCK 3 x 4 meter ini hari Sabtu nanti mulai dikerjakan, dengan waktu dua minggu. Maksimal satu bulan," jelas Tamrin.
Kontributor: Wahyu Noerhadi
Editor: Kendi Setiawan