Bencana Alam di Aceh, Sumut, dan Sumbar Renggut Nyawa 174 Orang
Sabtu, 29 November 2025 | 10:00 WIB
Seorang relawan sedang mengevakuasi warga terdampak banjir di Kota Solok, Sumatra Barat. (Foto: BNPB)
Jakarta, NU Online
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, menyampaikan perkembangan penanganan bencana hidrometeorologi yang melanda Sumatra Utara, Aceh, dan Sumatra Barat.
Dalam konferensi pers di Bandara Silangit, Tapanuli Utara, Jumat (28/11/2025), Suharyanto melaporkan sebanyak 174 jiwa meninggal dunia, 79 orang hilang, dan 12 luka-luka akibat rangkaian bencana tersebut.
Dampak di Sumatra Utara
Suharyanto menjelaskan bahwa 116 orang meninggal dan 42 orang hilang di wilayah Sumatra Utara. Korban tersebar di berbagai daerah:
- Tapanuli Utara: 11 orang
- Tapanuli Tengah: 51 orang
- Tapanuli Selatan: 32 orang
- Kota Sibolga: 17 orang
- Humbang Hasundutan: 6 orang
- Kota Padang Sidempuan: 1 orang
- Pakpak Barat: 2 orang
- Mandailing Natal: nihil korban jiwa
Pendataan titik pengungsian masih berlangsung di sebagian besar wilayah. Mandailing Natal mencatat delapan titik pengungsian terbesar yang tersebar di Kecamatan Siabu, Muara Batang Gadis, dan Batahan. Sementara Humbang Hasundutan mencatat satu titik pengungsian.
Gangguan infrastruktur turut menghambat akses. Jalur nasional Sidempuan–Sibolga terputus di satu titik, sementara jalur Sipirok–Medan terputus di dua titik. Di Mandailing Natal, beberapa ruas jalan seperti Singkuang–Tabuyung dan Bulu Soma–Sopotinjak terputus akibat banjir dan longsor. Pengerahan alat berat tengah dilakukan untuk membuka akses.
Penyaluran bantuan telah dilakukan di Tapanuli Tengah dan Mandailing Natal, meliputi beras, makanan siap saji, tenda, terpal, serta family kit. Dukungan lintas lembaga dari BNPB, TNI/Polri, dan kementerian/lembaga terus bergerak. Bantuan Presiden berupa alat komunikasi, genset, LCR, kompresor, dan tenda juga telah tiba. Distribusi logistik dan peralatan didukung pesawat Caravan dan helikopter Airbus EC 155.
Gangguan jaringan telekomunikasi menyebabkan perlambatan pendataan dan distribusi bantuan. Untuk mengatasi hal ini, BNPB memasang perangkat internet Starlink di area pengungsian dan posko darurat.
Dampak di Aceh
BNPB mencatat 35 korban meninggal, 25 hilang, dan 8 luka-luka di Provinsi Aceh. Korban terbanyak berasal dari Bener Meriah, Aceh Tenggara, dan Aceh Tengah. Pendataan terus berlangsung di wilayah lainnya seperti Aceh Timur, Aceh Singkil, dan Aceh Utara.
Pengungsian tersebar di 20 kabupaten/kota, termasuk 96 titik di Lhokseumawe. Pemerintah fokus mempercepat distribusi logistik dan layanan dasar karena banyak wilayah terdampak yang terisolasi.
Akses transportasi mengalami kerusakan berat. Jalur nasional perbatasan Sumut–Aceh terputus akibat longsor. Kerusakan jembatan di Meureudu berdampak pada terhentinya konektivitas Banda Aceh–Lhokseumawe–Aceh Timur–Langsa–Aceh Tamiang. Kabupaten Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah bahkan tidak dapat diakses melalui jalur darat. Jalur udara menjadi alternatif utama melalui Bandara Perintis Gayo Lues dan Bandara Rembele Bener Meriah.
Untuk memastikan komunikasi darurat, perangkat Starlink telah dipasang di tiga kabupaten tersebut dan sedang dimobilisasi ke wilayah lain. Penyaluran logistik di Lhokseumawe meliputi beras, mie instan, minyak goreng, telur, gula, diaper, dan obat-obatan.
Pemerintah pusat juga mengerahkan 26 personel BNPB dan mengirimkan bantuan Presiden melalui tiga pesawat Hercules, membawa logistik dan peralatan darurat.
Dampak di Sumatra Barat
Di Sumatra Barat, BNPB mencatat 23 korban meninggal, 12 hilang, dan 4 luka-luka. Korban tersebar di Padang Panjang, Tanah Datar, Agam, Kota Padang, dan Pasaman Barat.
Titik pengungsian tercatat di berbagai daerah, termasuk 50 titik di Pesisir Selatan, tiga titik di Kota Padang, serta titik lainnya di Solok, Pasaman, dan Tanah Datar. Total sementara pengungsi mencapai 3.900 KK.
Kerusakan infrastruktur turut dilaporkan. Lima jembatan rusak di Padang Pariaman, sementara longsor terjadi di jalur nasional Bukittinggi–Padang di Padang Panjang dan jalur provinsi di Kabupaten Agam. Sekitar 200 kendaraan sempat terjebak akibat jalan terputus di Kecamatan Ampek Koto.
BNPB bersama pemerintah daerah telah menyalurkan bantuan darurat berisi paket sembako, hygiene kit, kasur lipat, makanan siap saji, serta perlengkapan kebersihan. Bantuan Presiden juga tiba berupa alat komunikasi, genset, tenda, LCR, dan bahan makanan siap konsumsi.