Jakarta, NU Online
Budayawan Nahdlatul Ulama (NU) Ngatawi al-Zastrouw mengaku keberatan terkait tiket Candi Borobudur yang tembus Rp750 ribu. Sebab, sebagian warga termasuk umat Buddha yang biasa melakukan ibadah di Candi akan kesulitan membayar tarif Rp750 ribu.
“Saya tidak setuju, karena itu sama saja dengan komersialisasi tempat ibadah,” kata Zastrouw, sapaan akrabnya, kepada NU Online, Rabu (8/6/2022) malam.
Candi Borobudur memang bukan rumah ibadah umat Buddha, melainkan hanya tempat ibadah. Umat Buddha dapat beribadah dan melakukan meditasi di Candi Borobudur. Karenanya, ia menilai ketimbang konservasi hal itu terkesan lebih ke arah komersialisasi.
“Jangan sampai pengelolaan Candi Borobudur semakin jauh dari fungsi awalnya untuk peribadatan agama Buddha,” tegasnya.
Zastrouw berpendapat, jika niatnya membatasi jumlah pengunjung yang boleh naik ke Candi Borobudur tetap di angka 1.200 orang, tak harus dengan menaikkan harga tiket.
“Kalau mau membatasi pengunjung untuk menjaga kelestarian dan keamanan candi lakukan saja kebijakan lain seperti antrean, boleh naik hingga jumlah maksimum,” ucap Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) periode 2004-2009 itu.
Seiring dengan rencana kenaikan tarif Candi Borobudur beragam respons dari masyarakat pun langsung bermunculan.
Baca Juga
Makna Pariwisata di Mata PBNU
Tunda kenaikan tiket
Kabar teranyar, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengusulkan kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan untuk menunda rencana tersebut.
Menurut Ganjar, diperlukan beberapa langkah sebelum akhirnya diberlakukan kenaikan harga tiket Candi Borobudur. Terlebih, banyak masyarakat yang melayangkan protes.
“Penetapan tarif naik ke stupa Candi Borobudur perlu dikaji lagi bersama Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur dan Balai Konservasi Borobudur,” kata Ganjar usai bertemu dengan Luhut di Rumah Dinas Gubernur Puri Gede, dikutip dari laman jatengprov.go.id.
Ganjar juga mengatakan bahwa usulannya diterima dan disetujui oleh Luhut. Untuk saat ini persoalan tarif masih ditangguhkan dan akan dibicarakan lebih lanjut dengan pengelola TWC.
“Saya sampaikan kepada beliau, ini banyak yang protes. Menurut saya perlu diendapkan dan beliau setuju. Ini soal tarif jangan dibicarakan dulu, di-postpone dulu. Memang, TWC sama balai sedang komunikasi, maka masyarakat tidak perlu resah. Itu penting untuk disampaikan,” katanya lagi.
Menurut Ganjar, penataan di kawasan Candi Borobudur masih terus dilakukan. Skema-skema terbaik masih dicari untuk mengatur wisatawan yang hendak naik ke candi. Baik dengan pembatasan kuota maupun dengan instrumen lain, seperti salah satunya penentuan tarif masuk.
Baca Juga
Wisata Religi, Alternatif Dakwah Modern
“Kita postpone dulu. Tadi Pak Menteri (Luhut) sudah menyampaikan, Pak Gub itu kita postpone dulu, biar tidak terjadi cerita yang ke mana-mana,” ungkapnya.
Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Musthofa Asrori