Buka Pameran Artefak Rasulullah, Wapres Berharap Berkah dan Teladan
Senin, 17 Februari 2020 | 04:45 WIB
Wapres KH Ma’ruf Amin (duduk nomor empat dari kanan) dalam acara Jelajah Nusantara Pameran Artefak Rasulullah dan Sahabat di Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama, Serang, Banten, Ahad (16/2). (Foto: Dok. Panitia)
Selain sebagai pelajaran untuk menjaga artefak peninggalan sejarah, menurut Wapres, hal ini penting diselenggarakan guna mengharap berkah Rasulullah saw. Hal ini juga sudah biasa dilakukan oleh para sahabat. “umat Islam dapat mengharap berkah, tabarruk, sebagaimana dilakukan para sahabat dan tabi'in dan para salafus salihin,” katanya.
Wapres menjelaskan, banyak hadis yang menceritakan Rasulullah mengizinkan para sahabat melakukan tabarruk dengan sesuatu yang berasal dari Rasulullah. “Misalnya, rambut dan pakaian beliau,” ujarnya.
Saat Rasulullah mencukur rambut, lanjut Kiai Ma’ruf, para sahabat mengelilinginya. Tidak ada rambut beliau yang dipotong kecuali dibagi di antara para sahabatnya. Imam Nawawi, sambungnya, menafsiri hadis ini diisyaratkannya mengalap berkah dari rambut Rasulullah.
“Kita saat ini sedang menyaksikan artefak Rasulullah dan pameran serupa di beberapa tempat di Indonesia dapat membawa keberkahan bagi bangsa ini,” harap Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.
Kiai Ma’ruf mengatakan berlebihan jika takut membuat orang menjadi musyrik. Mereka menganggap bertabaruk itu dianggap sebagai kemusyrikan. Padahal ulama berpendapat bahwa tabarruk atau mengambil berkah memintanya kepada Allah. “Ini sesuatu yang membawa keberkahan, tetap memintanya kepada Allah,” katanya.
Di samping itu, menurut Ketua Umum MUI ini, tentu saja hal penting lainnya adalah masyarakat dapat lebih mengenal sosok yang dijadikannya sebagai role model (panutan).
“Saya berharap acara ini dapat diselenggarakan juga di beberapa tempat di Indonesia karena sangat bermanfaat bagi umat Islam untuk mengenal lebih jauh Rasulnya dan Nabinya. Juga menjadikannya role model, uswah hasanah, suri tauladan dalam keseharian kita,” tuturnya.
Editor: Musthofa Asrori