Jakarta, NU Online
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan suhu maksimum terukur selama periode awal Mei 2022 di kisaran 33-36,1 derajat celcius. Suhu maksimum tertinggi hingga 36.1 derajat celcius itu diketahui terjadi di wilayah Tangerang-Banten dan Kalimantan Utara. Karenanya, BMKG mengimbau masyarakat untuk menjaga stamina serta kecukupan cairan tubuh.
Senada, Pengurus Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) dr Syifa Mustika menegaskan, menjaga kondisi tubuh di tengah fenomena cuaca panas terik menjadi sangat penting.
“Nomor satu adalah kita menjaga kondisi tubuh,” kata dr Syifa saat dihubungi NU Online, Ahad (15/5/2022).
Hal ini lantaran cuaca panas diketahui bisa menyebabkan beberapa gangguan kesehatan, utamanya dehidrasi atau kurangnya cairan dalam tubuh.
“Kalau kurang minum, maka tubuh kita menjadi lemah, sering pusing, kemudian kekurangan cairan juga bisa menyebabkan konstipasi,” jabar Dokter Spesialis Penyakit Dalam Gastroenterohepatologi itu.
Lebih lanjut, Konsultan Penyakit Saluran Pencernaan dan Hati itu menerangkan bahwa cuaca panas terik juga berpotensi menyebabkan beberapa penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan seperti diare maupun maag.
Untuk itu, Ketua Satgas Covid-19 NU Malang Raya ini meminta masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi di tengah cuaca panas terik. Sayur dan buah, sambung dr Syifa, menjadi sumber nutrisi yang tidak boleh terlewat. Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat untuk melakukan aktivitas fisik secara rutin.
“Berolahraga kalau bisa diusahakan rutin, cuma seminggu tiga kali saja juga bisa. Supaya stamina kita tetap bagus, ya,” papar dokter yang juga praktik di Rumah Sakit Lavalette, Kota Malang tersebut.
Selain memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi harian, penulis buku “Kupas Tuntas Vaksinasi Covid-19” ini juga mengingatkan bahwa menjaga kebersihan diri dapat menghindari risiko terjangkit sejumlah penyakit yang kerap muncul saat cuaca panas terik.
“Sering cuci tangan, tetap pakai masker karena sekarang masih pandemi, dan jangan biasakan jajan di luar. Kalau makan di luar, make sure yang kita makan itu bersih ya, nggak dihinggapi lalat dan sebagainya, yang membuat kita rentan untuk terpapar penyakit,” imbuh dr Syifa.
Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Musthofa Asrori