Nasional

Buku Peran NU Melawan Covid-19 Diluncurkan di Arena Muktamar

Kamis, 23 Desember 2021 | 16:15 WIB

Buku Peran NU Melawan Covid-19 Diluncurkan di Arena Muktamar

Peserta menyanyikan lagu 'Indonesia Raya' pada pembukaan diskusi dan peluncuran buku 'Peran NU Melawan Covid-19' di Universitas Lampung, Rabu (22/12/2021). (Foto: istimewa)

Bandarlampung, NU Online
Satuan Tugas Nahdlatul Ulama (Satgas) NU Peduli Covid-19 meluncurkan buku ‘Peran NU Melawan Covid-19 di arena Muktamar Ke-34 NU di Universitas Lampung (Unila), Rabu (22/12/2021).


Ketua Satgas NU Peduli Covid-19, dr Muhammad Makky Zamzami, mengatakan bahwa buku tersebut ditulis bertujuan merekam kinerja NU dalam penanganan Covid-19. “Perjuangan, perjuangan manis-pahitnya NU dalam penanganan Covid-19, juga agar menjadi rujukan sehingga banyaknya korban tidak akan terulang lagi,” ujarnya.


Ia menyebutkan ada empat bab dalam buku tersebut. Pada bagian awal diungkapkan pembentukan Satgas NU Peduli Covi-19 pada 10 Maret 2020. Satgas NU Peduli Covid-19 dibentuk karena efek pandemi ini sudah banyak menyebabkan orang yang meninggal.


“Satgas juga untuk mengingatkan agar masyarakat dapat lebih berhati-hati. Satu dokter atau satu ulama yang meninggal sama artinya hilangnya ilmu mereka dan itu susah didapatkan lagi,” kata Dokter Makky.


Satgas Covid-19 dibentuk berdasarkan SK PBNU bertujuan untuk mengoordinasi semua Lembaga dan Banom NU bahu-membahu menangani Covid-19. “Pembentukan Satgas NU Peduli Covid-19 ini lebih dahulu dari Satgas Covid-19 yang dibentuk Pemerintah pada 13 Maret 2020,” kata Dokter Makky.


Dokter Makky menyebutkan bahwa Satgas NU Peduli Covid-19 mengemban lima tugas pokok atau fungsi yang satu sama lain saling berkaitan. Kelimanya adalah promotif, preventif, kuratif, ekonomi, dan koordinatif.


Fungsi atau tugas promotif adalah tugas utama kehadiran Satgas NU Peduli Covid-19 yang bertujuan mengampanyekan bahaya Covid-19 bagi kesehatan kepada masyarakat secara luas dan tidak berbatas.


Maksud dari tidak berbatas adalah sebagaimana disampaikan pendiri Jam’iyyah Nahdatul Ulama Hadratusy Syekh KH M Hasyim Asy’ari bahwa NU berdiri dengan dua mandat utama, yakni mas'uliyyatud diniyyah (mandat keagamaan) dan mas'uliyyatul wathaniyyah (mandat kebangsaan).


Bentuk ratusan posko
Berikutnya adalah preventif. Terkait program ini, berbagai langkah Satgas NU Peduli Covid-19 lakukan mulai dari membentuk posko induk di PBNU sampai membuat posko-posko pelayanan di 300 titik di seluruh Indonesia.


Fungsi utama dari program preventif ini adalah memberikan bantuan yang sifatnya related dengan penyebaran virus Corona. Menariknya, yang dilakukan tim Satgas NU Peduli Covid-19 sampai menarik simpati berbagai kalangan. Akhirnya mereka turut serta membantu aktivitas preventif yang dilakukan tim Satgas.


“Baik dari corporate maupun perseorangan membantu Satgas Covid dan kebanyakan bantuan yang diberikan benar-benar menjadi kebutuhan masyarakat kala itu, yakni berupa bantuan non tunai,” ungkapnya.


Hal yang tak bisa diabaikan bahwa Covid-19 berdampak pada persoalan ekonomi. Hal ini juga menjadi perhatian Satgas NU. Dari sisi kolaboratif, Satgas NU bekerja sama dengan berbagai pihak.


Lalu ada berbagai metode edukasi yang dikembangkan Satgas NU, melalui mobil edukasi keliling. Pola ini terinspirasi dari mobil trafik dan itu sangat menyentuh warga karena menggunakan bahasa setempat. Mobil keliling ini lalu diadopsi oleh UNICEF.


Secara angka pergerakan hingga saat ini dilaporkan baik secara materi maupun non materi sudah membantu 1,7 triliun rupiah dengan penerima manfaat sekita 81 juta orang.


Satgas NU juga turut menyukseskan vaksinasi mealui Program Ayo Jaga Kiai. Vaksinasi yang sebelumnya harus dengan empat meja, dilakukan dengan mendatangi warga. Selain itu, Satgas NU juga menggulirkan Isoman (atau isolasi mandiri dan terpantau).


Peluncuran buku juga dihadiri Ketua Arsinu H Zulfikar As'ad, Ketua PDNU Dokter Muhammad S Niam, Ketua LKNU Hisyam Said Budairi, Dokter Hardadi Arilangga. Peluncuran dan diskusi buku bekerja sama dengan Universitas Lampung.


Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Musthofa Asrori