Jakarta, NU Online
Pernikahan sejatinya bukan soal tentang bersatunya dua individu dalam sebuah komitmen, tapi juga menyatukan dua keluarga
Hal itu Hal itu disampaikan oleh Guru Besar Psikologi UIN Sunan Ampel Surabaya Abdul Muhid kepada NU Online, Senin (14/8/2023).
“Menikah sejatinya tidak hanya menjalin komitmen secara individu antar pasangan. Menikah adalah sebuah proses pengembangan pohon keluarga menjadi lebih luas dan kokoh demi kemaslahatan dan keberlangsungan peradaban umat manusia,” katanya.
Ia menerangkan bahwa dalam pernikahan akan ditemukan banyak perbedaan yang tidak jarang menimbulkan konflik yang sulit dihindari. Salah satu kasus yang sering terjadi adalah konflik dengan mertua.
“Ketidakharmonisan antara menantu perempuan dengan mertua perempuan seringkali juga menjadi pemicu timbulnya konflik antara suami dengan istri atau sebaliknya,” terang dia.
Untuk menghindarinya tentunya ada beberapa cara yang bisa lakukan agar hubungan dengan mertua tetap harmonis. Berikut ini ia membagikan tiga cara membangun hubungan harmonis dengan mertua:
1. Jalin komunikasi dengan baik
Ia mengatakan, komunikasi menjadi langkah awal yang dapat diambil sebagai upaya dalam menjalin hubungan baik antara menantu dan mertua.
“Agar bisa menjalin hubungan baik dengan mertua maka diperlukan komunikasi yang baik pula. Sebab, komunikasi adalah pintu utama untuk saling mengenal satu sama lain,” kata dia.
2. Libatkan pasangan
Cara selanjutnya, jelas dia, diskusikan dengan suami terkait ketidaksukaan, perbedaan atau hal-hal yang dirasa berbeda dengan mertua. Suami sangat mungkin menjadi jembatan penghubung ketika istri mengalami perbedaan dengan mertua.
"Ketika ada perbedaan (dengan mertua), suami harus bisa jadi jembatan hubungan kita dengan mertua," jelasnya.
Ia juga menekankan kepada para suami/istri untuk selalu berdiskusi dan melibatkan istri ketika hendak mengambil keputusan yang berkaitan dengan orang tua (ibu/bapak) kedua belah pihak.
“Contohnya, ketika suami hendak memberi hadiah untuk kedua orang tuanya lakukan kesepakatan dengan istri dan biasakan memberitahukan kepada mereka (orang tua) bahwa hadiah tersebut adalah ‘titipan’ atau permintaan istri,” jelasnya mencontohkan.
3. Sayangi mertua seperti orang tua sendiri
Menyayangi mertua layaknya orang tua sendiri menurut dia adalah kewajiban setiap menantu. Manfaatnya adalah tercipta hubungan harmonis dan terhindar dari berbagai pikiran negatif antara satu sama lain.
“Bagi istri, bersikap dan berinteraksilah yang baik kepada kedua orang tua suami, seperti orang tua sendiri. Untuk suami, jika Anda memberi hadiah kepada orang tua Anda, jangan lupa berilah juga orang tua istri Anda,” ucapnya.
Dengan demikian, lanjut dia, hubungan antara menantu dan mertua akan terjalin baik dan terhindar dari berbagai macam stigma negatif.
“Sebetulnya konflik menantu dan mertua terjadi karena kesalahpahaman. Jika keduanya mampu menerima dan mampu menempatkan hak dan kewajiban sebagaimana mestinya maka konflik itu tidak ada,” tandas dia.
Artikel ini merupakan hasil kerja sama antara NU Online dan Direktorat Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kemenag RI.