Cerita Persiapan 4 Vokalis Cilik Bawakan Shalawat Asyghil di Puncak 1 Abad NU
Sabtu, 28 Januari 2023 | 07:00 WIB
Keempat vokalis mengaku antusias mempersiapkan diri untuk membawakan shalawat Asyghil di Puncak 1 Abad NU. (Foto: NU Online/Suwitno)
Jakarta, NU Online
Segala kebaikan bertabur menuju puncak resepsi 1 Abad Nahdlatul Ulama. Resepsi yang bakal dilangsungkan di Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/2/2023) itu akan menampilkan bakat talenta muda.
Perhelatan akbar akan diisi dengan penampilan pembacaan shalawat Asyghil oleh 4 putra-putri pilihan dengan suara merdunya.
Keempat vokalis cilik pilihan tersebut adalah Sayed Hasan Syauqi Alaydrus dari Pondok Pesantren Al-Anshar Ambon, Maluku; Majda dari Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Jombang; Azzam Nur Mukjizat dari Pondok Pesantren Bani Anwar/SLB PKK Gedeg, Mojokerto, Jawa Timur; dan Yasmin Najma Falihah dari Pondok Pesantren Daarul Falah, Glenmore, Banyuwangi.
Ditemui NU Online di sela-sela acara Ramah Tamah dan Konferensi Pers Puncak 1 Abad NU, keempat vokalis mengaku antusias mempersiapkan diri untuk membawakan shalawat Asyghil di Puncak 1 Abad NU.
Majda (12), mengaku rutin berlatih baik secara mandiri maupun didampingi orang tua. Hal serupa juga dilakukan Yasmin (7) saat ditanya mengenai persiapan tampil di puncak 1 Abad NU. “Latihan terus soalnya mau tampil di depan Pak Jokowi,” ujar Yasmin, Jumat (27/1/2023).
Tak mau kalah, Syauqi (11) juga menegaskan dirinya tak berhenti berlatih. Bukan hanya olah vokal, tapi juga mental. “Berlatih terus tidak boleh putus-putus, latihannya tidak boleh melawan guru,” tutur dia.
Selain itu, dirinya juga mulai melatih kemampuan antisipasi jika terkena “Demam panggung”. “Biar nggak gugup, tenang sabar, berzikir,” ujarnya.
Sementara Azzam (11), mengaku tak perlu bersusah payah untuk sparing. Ini karena, dirinya gemar membacakan Shalawat Asyghil sebagai lantunan pujian di masjid menjelang adzan.
“Shalawatnya itu biasanya saya gunakan ketika mau ke masjid untuk puji-pujian,” tutur Azzam.
Keempat “bocah” pilihan tersebut mengaku tak menyangka diberkahi kesempatan untuk membawakan shalawat di perhelatan besar NU yang bakal dihadiri Presiden Jokowi itu.
Sebelum audisi, mereka telah mempersiapkan yang terbaik untuk dapat menunjukkan penampilan maksimal. Mereka juga bersedia menerima apapun keputusan akhir dewan juri.
Azzam misalnya, dirinya memiliki prinsip untuk bersikap ”biasa-biasa” saja apapun hasil akhir penjurian.
“Saya itu tenang. Bagi saya, Allah pasti menjaga. Kalau Allah menghendaki menang ya,menang, kalah ya kalah. Kalau menang tidak boleh bangga, kalau kalah tidak boleh sedih.
“Yang paling utama saya berdoa agar shalawat saya sampai kepada Nabi Muhammad saw,” tutup Azzam.
Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Fathoni Ahmad