Dampak Baik dan Buruk Libur Sekolah Satu Bulan Selama Ramadhan untuk Anak
Kamis, 9 Januari 2025 | 22:00 WIB
Jakarta, NU Online
Dosen Psikologi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Maryam Alatas menjabarkan dampak baik dan buruknya libur satu bulan selama Ramadhan bagi anak.
Dampak baik
Maryam menyampaikan bahwa dampak baik libur pada Ramadhan menjadi momentum untuk melakukan peningkatan ibadah dan dapat membentuk karakter atau akhlak yang baik bagi anak.
“Peningkatan ibadah dan membentuk karakter atau akhlak yang baik bagi anak,” ujar Maryam saat dihubungi NU Online, pada Kamis (9/1/2025) malam.
Ia mengatakan, Ramadhan juga bisa menjadi waktu yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai agama dan moral kepada anak, antara lain dengan mengikuti kegiatan pesantren kilat yang diadakan di sekolah atau di lingkungan masyarakat.
“Kegiatan yang berkaitan dengan nilai-nilai keagamaan ditingkatkan bisa dengan mengikuti pesantren kilat yang diadakan masjid di rumah atau lembaga keagamaan lainnya,” jelas Maryam.
Ia juga menambahkan bahwa libur panjang selama Ramadhan bisa menjadi kesempatan bagi anak-anak untuk mempererat hubungan dengan keluarga.
Menurutnya, orang tua dapat membuat program atau kegiatan selama Ramadhan bersama anak. Di antaranya shalat wajib dan tarawih secara berjamaah, membaca Al-Qur'an, berbuka puasa bersama, dan aktivitas sosial berbagi buka puasa. Ia menilai, berbagai kegiatan itu dapat membantu anak memahami ibadah dan menumbuhkan rasa kebersamaan.
“Jika memungkinkan, orang tua membuat program selama satu bulan yang nantinya akan dilaksanakan oleh anak bersama orang tua, misalnya shalat berjamaah tepat waktu, mengaji dan melakukan aktivitas sosial seperti mengunjungi panti yatim piatu untuk berbagi,” kata Maryam.
Ia juga menekankan perlunya komitmen dan konsisten bagi orang tua untuk mengisi kegiatan bersama anak selama Ramadhan.
“Tentunya ini butuh komitmen dan konsistensi,” ucap Maryam.
Dampak buruk
Menurut Maryam, libur panjang satu bulan selama Ramadhan terdapat dampak buruk jika tidak dikelola dengan baik. Salah satunya, kejenuhan dan kebosanan pada anak yang dapat membuat mereka menjadi sering bermain di luar rumah yang tidak jelas, bahkan bermain game melalui gadget.
“Jika anak tidak dikondisikan dengan aktivitas ibadah dan penguatan nilai-nilai agama, seperti tujuan diliburkan, bisa saja anak menjadi jenuh dengan libur panjang tanpa adanya aktivitas hingga semakin akrab dengan gadget,” ujar Maryam.
Ia menyampaikan bahwa dengan adanya libur panjang selama Ramadhan bisa menyebabkan anak kehilangan rutinitas belajar akademik formalnya.
“Bisa saja, maka perlu dipertimbangkan supaya tidak kehilangan aktivitas rutin belajar formal,” ujarnya.