Nasional

Demokrat Minta Maaf, Yenny Desak Sutan Tarik Pernyataan

Selasa, 27 November 2012 | 09:15 WIB

Jakarta, NU Online
Meski anggota DPR RI dari FPD Sutan Bhatoegana dan Ketua Umum DPP PD Anas Urbaningrum telah meminta maaf pada keluarga almarhum Gus Dur, namun salah satu putri Gus Dur Yenny Wahid merasa prihatin dengan pernyataan politisi Demokrat tersebut.
<>
“Kami sekeluarga sedih atas pernyataan anggota DPR dari Partai Demokrat Sutan Bhatoegana itu. Untuk itu, kami mendesak Pak Sutan mencabut dan meralat ucapannya. Sebab, kalau tidak, itu akan menjadi fitnah di tengah masyarakat," tandas Yenny Wahid yang juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional PKBIB ini pada wartawan di Jakarta, Selasa (27/11).

Menurut Yenny, ucapan Sutan tidak sesuai fakta sejarah. Yang mengherankan lagi, mengapa seorang Sutan tidak mengetahui fakta sejarah dan politik, dan malah mengaburkannya kepada masyarakat. 

"Itulah yang menyedihkan karena sebagai anggota DPR tidak memahami sejarah politik nasional. Kok, anggota DPR bisa tidak tahu soal sejarah," kata Yenny mempertanyakan.

Menyinggung demo yang dilakukan oleh Banser GP Ansor ke kantor DPP Partai Demokrat, Yenny berharap warga NU, dan simpatisan maupun pecinta Gus Dur bisa menahan diri dan harus bersikap dewasa sesuai apa yang diajarkan Gus Dur. "Jangan bertindak anarkis, kita memaafkan apalagi sudah meminta maaf. Tapi, pernyataan yang salah itu harus diluruskan," tutur Yenny.

Sekjen PKBIB Imron Rosyadi Hamid juga menyambut baik permintaan maaf Demokrat itu. ”Saya menyambut gembira permintaan maaf Ketua Umum DPP PD Anas Urbaningrum terkait pelecehan Gus Dur oleh Sutan Bhatoegana. Kita bangga dengan jiwa besar elit Demokrat. Semoga ini menjadi momentum pelurusan sejarah, bahwa Gus Dur tidak terlibat kasus Buloggate dan Bruneigate,” ujar sekretaris PW GP Ansor Jatim ini.

Sutan sendiri mengaku telah mengklarifikasi ke keluarga Gus Dur. "Saya sudah klarifikasi ke keluarga Gus Dur. Dohir Al Farisi suami Yenny Wahid, itu kan juga teman saya. Dia sudah mengerti dengan apa yang saya jelaskan. Saya menghormati Gus Dur sebagai guru bangsa, dan karenanya saya tidak bermaksud menyinggung. Jadi, silakan teman-teman warga NU memutar kembali rekaman yang disiarkan RRI itu. Nanti akan jelas, siapa yang memulai dan bagaimana ucapan saya," harap Sutan.

Sementara itu Ketua Umum DPP Partai DemokratAnas Urbaningrum juga meminta maaf kepada keluarga Gus Dur, dan aktivis NU. "Saya Ketua Umum DPP PD mohon maaf. Meski Pak Sutan bicara sebagai pribadi, tapi Sutan tidak bisa dipisahkan dari PD. Sutan pun sudah menyampaikan tidak ada maksud menghina dan merendahkan Gus Dur.

Atas dasar itu, sebagai Ketum PD, sebagai bagian dari keluarga besar NU, dan sebagai pengagum Gus Dur, saya menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga besar alm. Gus Dur, pengikut, dan warga NU," tutur Anas.

"Gus Dur adalah mantan presiden, guru bangsa, ulama besar, cendekiawan terkemuka, bukan saja di Indonesia tapi juga di dunia internasional. Semoga semua amal bakti dan kebajikan beliau diterima sebagai amal baik di sisi Allah SWT," jelas Anas.

Sebelumnya, di Malang Jawa Timur, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dari Universitas Islam Malang (Unisma) menggelar aksi demo di depan kantor DPRD Kota Malang, Senin (26/11). 

Muhammad Hadi, koordinator aksi menilai Sutan Bhatoegana, politisi Partai Demokrat telah melecehkan mantan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid, karena tidak terlibat kasus Buloggate dan Bruneigate. Kecaman terhadap partai yang kadernya banyak terlibat korupsi tersebut juga terjadi di Jakarta, Cirebon, Lampung, dan Surabaya, dan Madura.

Redaktur      : Hamzah Sahal
Kontributor  : Achmad Munif 

ADVERTISEMENT BY OPTAD


Terkait