Nasional

Dewan Hakim MQKN 2023 Dikukuhkan, Ada Bu Nyai dan Budayawan

Rabu, 12 Juli 2023 | 00:30 WIB

Dewan Hakim MQKN 2023 Dikukuhkan, Ada Bu Nyai dan Budayawan

Para dewan hakim MQKN 2023 berpose bersama usai dikukuhkan oleh Dirjen Pendis Kemenag Prof Ramdhani di Lamongan, Selasa (7/11/2023) malam. (Foto: NU Online/Malik)

Lamongan, NU Online
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Prof M Ali Ramdhani, mengukuhkan Dewan Hakim Musabaqah Qiraatil Kutub Nasional (MQKN) 2023 di Pembukaan MQKN 2023 yang berlangsung di Pondok Pesantren Sunan Drajat Lamongan, Selasa (7/11/2023) malam.


Dewan Hakim MQKN 2023 terdiri dari unsur akademisi, kiai/nyai pengasuh pondok pesantren, dan budayawan.


“Sebelum mengucapkan sumpah, apakah saudara/saudari telah siap mengangkat sumpah dan melaksanakan tugas sebagai Dewan Hakim Musabaqah Qiraatil Kutub Nasional tahun 2023,” tanya Dirjen Pendis Kemenag Prof Ramdhani diikuti ‘Siap’ oleh seluruh Dewan Hakim MQK.


Prof Ramdhani kemudian menuntun para dewan hakim untuk mengucapkan sumpah. “Demi Allah saya bersumpah bahwa saya akan menjalankan tugas saya sebagai hakim pada Musabaqah Qiraatil Kutub tingkat Nasional tahun 2023, bahwa saya dalam menjalankan tugas akan bekerja dengan sebaik-baiknya dan memberikan penilaian yang jujur, adil, dan bertanggung jawab.”


Lebih lanjut ia mengingatkan bahwa sumpah yang diucapkan oleh Dewan Hakim MQKN 2023, selain disaksikan oleh hadirin juga disaksikan oleh Allah swt. Maka harus menjunjung tinggi kejujuran.


“Semoga para Dewan Hakim Musabaqah Qiraatil Kutub Nasional 2023 senantiasa memperoleh perlindungan Allah swt dalam melaksanakan tugas dan amanat, terima kasih, selamat bertugas, jaga sportivitas,” imbuhnya.


Ia pun mengingatkan kepada peserta MQKN 2023 bahwa juara bukan keharusan, tetapi yang paling penting adalah menjaga sportivitas “Jaga sportivitas, juara itu bukan keharusan. Tetapi sportivitas adalah kewajiban, terima kasih,” pesannya.


Dalam sambutannya, Ali Ramdhani mengatakan bahwa sekarang pesantren semakin mengukuhkan eksistensinya dari mulai lapisan bawah hingga atas.


“Paling tidak, kita bisa melihat dari lapisan paling bawah, paling atas, presiden pernah dipegang oleh alumnus pesantren, KH Abdurrahman Wahid. Kemudian, Wapres KH Ma’ruf Amin adalah alumnus pesantren. Menteri Agama kita dan banyak menteri lahir dari pesantren,” tuturnya.


Oleh karena itu, lanjut dia, dunia pesantren merupakan tempat paling tepat bagi anak bangsa untuk menempa diri dalam kawah candradimuka agar mengarungi kehidupan secara baik.


“Ketika menjalani kehidupan, kita memahami bahwa agama selalu hadir, tidak pernah luntur di makan waktu, tidak lawas ditelan masa. Agama selalu eksis dan selalu selaras dengan kehidupan zaman,” pungkasnya.


Kontributor: Malik Ibnu Zaman
Editor: Musthofa Asrori