Di Jombang, Ketum PBNU Bicara Gerakan Keluarga Maslahat dari Teknis hingga Bentuknya
Sabtu, 20 Mei 2023 | 18:30 WIB
Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya saat menyampaikan sambutan pada Halal Bihalal dan Pelantikan PCNU Jombang masa khidmah terbatas 2023-2024 di gedung serba guna PCNU setempat, Sabtu (20/5/2023). (Foto: KH Afifudin Dimyathi)
Jombang, NU Online
Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) belakangan ini sering kali menyinggung Gerakan Keluarga Maslahat NU.
Sebelumnya gerakan itu disampaikannya saat Halal Bihalal PBNU di Semarang, Jawa Tengah dan di beberapa kesempatan yang lain. Terbaru, hal yang sama juga diungkapkan pada Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jombang, Jawa Timur masa khidmah terbatas, 2023-2024, Sabtu (20/5/2023).
Diakui Gus Yahya bahwa Gerakan Keluarga Maslahat NU adalah hal baru di tubuh PBNU. Bentuk dan teknisnya telah dirancang. Melalui gerakan ini, Gus Yahya menyatakan, PBNU juga akan bekerja dengan cara-cara yang baru.
"Kami tahu bahwa ini (Gerakan Keluarga Maslahat NU) adalah sesuatu yang baru, sama sekali belum dikerjakan. Saya nyatakan bahwa PBNU memang hendak bekerja dengan cara baru. Karena baru, memang belum pernah," katanya di gedung serba guna PCNU Jombang.
PBNU juga telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Gerakan Keluarga Maslahat NU. Sejauh ini Satgas baru dibentuk di level pusat atau PBNU. Ke depan, menurut Gus Yahya, semua tingkatan kepengurusan NU juga akan dibentuk oleh PBNU sendiri.
"Nah karena belum pernah, makanya PBNU membentuk Satgas khusus untuk Gerakan Keluarga Maslahat NU ini. Secara struktural Satgas ini kita bentuk dari pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan, sampai desa. Dibentuk langsung PBNU," ujarnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Thalibin, Leteh Rembang, Jawa Tengah ini menjelaskan, keberadaan Satgas Gerakan Keluarga Maslahat NU sangat dibutuhkan. Satgas nanti akan berfungsi sebagai pihak yang memberikan bantuan untuk memudahkan pengurus NU di dalam mengimplementasikan Gerakan Keluarga Maslahat NU.
"Sehingga nanti, kalau pengurus ranting mengalami kesulitan, ada yang langsung dimintai bantuan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi pengurus NU," ungkapnya.
Gerakan Keluarga Maslahat NU diwujudkan PBNU dalam bentuk aneka kegiatan atau program yang langsung bersentuhan dengan kebutuhan-kebutuhan warga NU di tingkat ranting. Seperti dalam aspek pendidikan, ekonomi, sosial keagamaan, dan hal lain yang menjadi kebutuhan Nahdliyin di akar rumput.
Kendati demikian, secara teknis dan indikator capaian Gerakan Keluarga Maslahat NU ini akan disusun langsung oleh PBNU. Selanjutnya, akan diteruskan kepada warga NU dalam bentuk instruksi atau perintah kerja.
"Nah apa gunanya Satgas ini? Yaitu untuk memberi dukungan kepada pengurus-pengurus NU di tingkatkan masing-masing di dalam melaksanakan perintah-perintah kerja yang diberikan PBNU itu, baik dukungan tenaga, dukungan jaringan hubungan dengan pihak-pihak lain, dan lain sebagainya," ungkapnya.
Gus Yahya belum menegaskan terkait kepastian Gerakan Keluarga Maslahat NU itu akan digulirkan kepada warga NU dalam bentuk perintah-perintah kerja yang dimaksud. Termasuk pembentukan Satgas di tingkatan provinsi hingga desa. Ia hanya mulai mengajak kepada Nahdliyin agar bersiap diri menerima perintah kerja dari pelaksanaan Gerakan Keluarga Maslahat NU.
"Sebentar lagi Panjenengan (Anda) semua akan melihat. Dan Panjenengan semua akan menerima tugas tugas yang dilaksanakan, sehingga akan ada banyak kesibukan. Sehingga dengan adanya banyak kesibukan, pengurus NU akan dengan sendirinya akan kompak. Insyaallah," pungkasnya.
Pewarta: Syamsul Arifin
Editor: Kendi Setiawan