Dirjen Pendis Ungkap Pentingnya Dosen Beradaptasi dengan Perkembangan AI
Senin, 2 Oktober 2023 | 14:45 WIB
Dirjen Pendis Ali Ramdhani saat mengisi pembukaan Short Course Peningkatan Mutu Dosen di UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jawa Barat pada Ahad, (1/10/2023). (Foto: Ditjen Pendis Kemenag)
Bandung, NU Online
Direktur Jenderal Pendidikan Agama Islam (Dirjen Pendis) Kementerian Agama, Muhammad Ali Ramdhani mengatakan bahwa teknologi merupakan unsur yang memberikan pengaruh besar dalam perkembangan peradaban manusia, termasuk memberikan pengaruh signifikan dalam bidang pendidikan.
Menurutnya, salah satu teknologi yang perlu menjadi perhatian dan mengalami perkembangan yang pesat pada saat ini adalah kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
Dhani, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa secara umum, terminologi AI merujuk pada aplikasi komputer yang dirancang untuk meniru kecerdasan manusia, termasuk kemampuan pengambilan keputusan, logika, dan karakteristik kecerdasan lainnya.
"Implementasi AI pada saat ini, memiliki peran signifikasi dan substantif dalam memudahkan berbagai aktivitas kehidupan manusia, termasuk di bidang pendidikan," ungkap Ali Ramdhani pada pembukaan Short Course Peningkatan Mutu Dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jawa Barat, Minggu, (1/10/2023).
Tema perkembangan AI menjadi salah satu fokus bahasan pada kegiatan tersebut. Tema ini lanjutnya, selaras dan relevan dengan program prioritas Kementerian Agama yang dicanangkan oleh Menteri Agama Gus Yaqut Cholil Qoumas, yakni tranformasi digital.
Pada kesempatan tersebut, ia juga mengingatkan para dosen dan insan perguruan tinggi untuk terus menjadi pembelajar. Ia berharap para dosen khususnya, tidak puas dengan apa yang diketahui saat ini agar bisa meraih masa depan.
"Orang terpelajar adalah pemilik masa lalu, sedangkan orang yang terus belajar (pembelajar), ia adalah pemilik masa depan," ungkapnya.
Pembelajar lanjutnya, adalah mereka yang terus melakukan adaptasi terhadap perkembangan zaman, yang saat ini berbasis pada perkembangan teknologi Informasi. Dengan terus belajar maka mereka akan mampu menyiapkan peserta didik berada pada "poros kemajuan," tanpa mengabaikan aspek pembentukan soft skill, terutama akhlak karimah.
Kehadiran berbagai teknologi informasi, lanjutnya dapat dimanfaatkan untuk melakukan akselerasi pendidikan. Serbuan berbagai aplikasi berbasis Artificial Intellegence, seperti chatgpt, google bard, quilbot, grammarly, dan lain-lain tidak harus dihindari, namun harus dikenali, diakrabi, dan bahkan jika memungkinkan menjadi "expert" pada satu atau dua aplikasi.
"Jadilah orang-orang yang terus mau belajar, karena pada dasarnya dalam Islam belajar itu tidak mengenal batas ruang dan waktu, long life education", tegasnya.
Ia menegaskan bahwa dosen seyogyanya menjadikan dirinya sebagai "role model", agar semangat dan etos belajar dan berkarya dapat dijadikan tauladan bagi peserta didiknya.
Selain teori, dalam kegiatan tersebut juga dilakukan praktik dan demonstrasi beberapa aplikasi pembelajaran yang didukung AI, yang sudah umum digunakan seperti meeting.ai, duolingo, ChatGPT, Bard, Canvas, ELSA, Quilbot, Microsoft Designer, gramarly, beautiful.ai, dan Google.
"Saya berharap, para pendidik memahami berbagai perkembangan dan pemanfaatan AI pada bidang pendidikan, termasuk antisipasi dampak buruk atas implementasi AI dalam bidang pendidikan," harapnya.
Hadir pada kesempatan tersebut, Sesdirjen Prof Rohmat Mulyana, Direktur PTKI Prof Ahmad Zainul Hamdi, Rektor UIN Bandung Prof Rosihon Anwar, Dekan FTK Fakry Hamdani PhD, dan civitas academica UIN lainnya, terutama dosen dan tendik FTK UIN Sunan Gunung Djati.