Diskusi Pojok Kramat Bakal Rutin Digelar Lakpesdam PBNU, Perdana tentang Pemilih Muda
Sabtu, 28 Oktober 2023 | 09:00 WIB
Lakpesdam PBNU menggelar diskusi perdana Pojok Kramat, Jumat (27/10/2023) di lobi gedung PBNU Jalan Kramat Raya Jakarta. (Foto: NU Online/Suwitno)
Jakarta, NU Online
Ketua Lakpesdam PBNU, Hasanuddin Ali menjelaskan, diskusi publik dengan nama program Pojok Kramat rencananya akan digelar rutin setiap bulan. Program ini bertujuan untuk menghidupkan kembali tradisi kajian di NU sehingga bisa menjadi sarana menebarkan khazanah keilmuan kepada publik.
Selain bisa disimak secara luring, diskusi ini juga bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat secara daring. Karena diskusi disiarkan secara langsung melalui akun YouTube Lakpesdam PBNU, YouTube TVNU dan juga live di instagram Lakpesdam PBNU.
"Rencananya setiap bulannya digelar dengan tema-tema berbeda dan mengundang narasumber keren dan memiliki kompetensi sesuai dengan bidangnya," ujar Hasanuddin Ali, kemarin.
Hasan memaparkan, tema perdana pada diskusi Jumat (27/10/2023) kemarin yang dipandu Pemred NU Online Ivan Aulia Ahsan di lobi gedung PBNU mengambil tema tentang pemilih muda pada pemilu 2024. Tema tersebut diangkat mengingat besarnya potensi pemilih muda mencapai 52 persen dari total daftar pemilih tetap yang dirilis oleh KPU sebagai penyelenggara Pemilu.
Pemilih muda yang besar tentu menjadi target suara peserta pemilu. Banyak politisi yang mem-branding diri sebagai sosok yang dekat dengan pemilih muda dan siap untuk mengakomodir suara anak muda demi meraup suara anak muda.
"Pemilih muda yang memiliki karakter pragmatis dekat dengan dunia digital serta pengetahuan politik yang masih terbatas, rentan terhadap hoaks berita bohong yang akhirnya berpengaruh pada rasionalitas pemilih muda untuk menggunakan hak pilihnya. Potensi besar serta tantangan yang ada pada pemilih muda ini harus dibantu pengelolaannya agar nantinya pemilih muda mampu mempengaruhi kualitas demokrasi Indonesia lebih baik lagi," jelas Hasan.
Menurutnya, ketertarikan anak muda pada politik bisa saja hanya terbatas pada karena ada warisan dari yang lebih tua, sehingga bagi anak muda politik bukan prioritas perbincangan mereka. Harus dillihat juga apakah anak muda tertarik dengan perbincangan politik di media-media diskusi politik.
"Anak muda saat ini mendominasi bidang di media sosial. Harapannya jangan sampai partisipasi anak muda bukan hanya target pemenangan, tapi juga dilibatkan dalam hal harapan anak muda ke depan," pesannya.
Salah seorang narasumber, Cania Citta mengungkapkan, selalu ada harapan untuk dinamika politik Indonesia. Anak muda memiliki peran dalam politik, bahkan dapat mempengaruhi perubahan politik. Dia mencontohkan, di Amerika ada perubahan kebijakan ketenagakerjaan diinisiatori anak muda.
"Kelompok anak muda ini juga ada kategori misal didasarkan pada kondisi sosial ekonomi. Tentu akan berbeda di kota dan di desa tentang pandangan politik mereka. Anak muda saat menentukan pilihan politiknya lebih cenderung mana yang lebih bisa memberikan solusi terhadap permasalahan. Sehingga, melihat karakter ini peserta pemilu harus memikirkan strategi yang tidak statis, harus dinamis," ujar kreator konten dan selebgram tersebut.
Sementara itu, Co-Founder Total Politik, Arie Putra menyampaikan pentingnya edukasi pemilih dan pendidikan politik untuk anak muda. Apabila tidak diberikan bekal ini, tidak dapat dipastikan bagaimana mereka menentukan pilihan secara rasional.
Arie mengidentifikasi bagaimana pengaruh anak muda dalam politik. Dalam politik, anak muda dikategorikan sebagai kategori politik yang rapuh. Pembekalan isu-isu fundamental bagi anak muda, dapat meningkatkan pengetahuan anak muda untuk menentukan arah pilihan politik.