Nasional

Gus Ulil Tegaskan NU Lebih dari Sekadar Mesin Pendulang Suara di Pilpres

Jumat, 9 Juni 2023 | 10:30 WIB

Gus Ulil Tegaskan NU Lebih dari Sekadar Mesin Pendulang Suara di Pilpres

Ketua Lakpesdam PBNU, H Ulil Abshar Abdalla. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Pada setiap gelaran pemilihan umum (pemilu) dan pemilihan presiden (pilpres), Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi keagamaan dan kemasyarakatan dianggap hanya menjadi faktor pendulang suara karena memiliki jumlah warga yang sangat besar. 


Menanggapi itu, Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Ulil Abshar Abdalla menegaskan bahwa NU lebih dari sekadar mesin pendulang suara. Sekalipun menjadi pendulang suara dalam pemilu maupun pilpres, kata Gus Ulil, NU tetap memiliki kepentingan dalam hal kepemimpinan nasional. 


"NU sebagai ormas punya aspirasi agar arah kebijakan negara ke depan membawa maslahat. Tetapi itu diperjuangkan oleh NU dengan posisinya yang bukan sebagai partai politik," tegas Gus Ulil, Kamis (9/6/2023).


Menurut Gus Ulil, penilaian para pihak mengenai NU sebagai pendulang suara merupakan hal wajar bagi sebuah negara demokrasi. Namun, ia mengingatkan kalau NU tetap punya kepentingan yang lebih besar daripada hanya persoalan elektoral.


"Tentu saja NU punya kepentingan secara politik agar arah negara ini ke depan, secara politik, sosial, keagamaan, ekonomi secara kebudayaan menuju pada arah yang membawa maslahat bagi warga NU terutama dan juga bagi rakyat Indonesia secara umum," ucap Gus Ulil.


Karena itu, NU sebagai lembaga dan para pimpinannya akan menyuarakan aspirasi mengenai sosok yang tepat untuk membawa visi kemaslahatan bagi seluruh rakyat Indonesia.


"Jadi melihat NU juga jangan diperlakukan sebagai partai politik. Tetapi NU tentu saja punya kepentingan agar arah negara ini ke depan itu arah yang membawa maslahat secara keseluruhan sesuai dengan visi kita mengenai ukhuwah Islamiyah, wathaniyah, dan basyariyah," tegas Gus Ulil.


Ia juga menegaskan bahwa suara warga NU tersebar di mana-mana, tidak hanya berpusat di satu partai politik. "Suara warga NU tersebar di mana-mana. Tidak hanya di dalam satu partai politik," ujar Gus Ulil.


Gus Ulil mengatakan, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) saat ini telah secara proporsional mendudukkan posisi NU sebagai ormas Islam, bukan partai politik.


"NU menjadi pendulang suara, sudah pasti karena NU ini ormas besar. Semua kelompok sosial yang besar di Indonesia sudah pasti menjadi kantong tempat mendulang suara. Yang jelas NU bukan partai politik," tegas Gus Ulil.


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad