Jakarta, NU Online
Saat ini, Indonesia memasuki musim hujan. Berbagai daerah diterpa hujan cukup deras, bahkan hingga banjir karena beragam faktor. Ketika hujan turun cukup deras memberikan rasa khawatir bagi sejumlah masyarakat akan datangnya banjir susulan dan beragam penyakit yang diakibatkannya.
Sebagai orang beragama, patutlah bertawakkal dan memohon pertolongan kepada Allah swt agar dihindarkan dari bahaya atas hujan deras tersebut. Hal demikian pernah terjadi di zaman Rasulullah saw.
Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU) Ustadz Alhafiz Kurniawan menjelaskan bahwa saat Rasulullah saw melangsungkan khutbah Jumat, terdapat seorang sahabat yang melaporkan sejumlah harta warga hilang dan jalanan rusak akibat derasnya hujan berhari-hari.
"Seorang sahabat datang melapor bahwa hujan deras yang selama sekira enam hari berlangsung membuat masyarakat kehilangan harta benda dan merusak fasilitas jalan," tulis Ustadz Alhafiz Kurniawan dalam artikelnya berjudul Doa Saat Hujan Deras Dikhawatirkan Banjir yang dikutip NU Online pada Rabu (5/11/2025).
Mendengar laporan itu, Rasulullah saw pun melangitkan doa khusus saat khutbah Jumat berlangsung.
Hal itu pula yang dianjurkan kepada segenap umat Islam, yakni berdoa ketika hujan deras berlangsung. Doa yang dianjurkan untuk dipanjatkan tentu sesuai dengan yang dilangitkan Rasulullah saw.
"Selain mempersiapkan diri menjelang hujan dengan membersihkan selokan, mengeruk sedimentasi sungai dan gorong-gorong, kita juga dianjurkan untuk membaca doa berikut ini," tulisnya.
Adapun doa yang dimaksud adalah di bawah ini.
اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا ,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
Allāhumma hawālainā wa lā ‘alainā. Allāhumma ‘alal ākāmi wal jibāli, waz zhirābi, wa buthūnil awdiyati, wa manābitis syajari.
Artinya, “Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami (memberkahi), bukan di atas kami (memudharatkan). Ya Allah, turukanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah, dan tempat tumbuh pohon.”
Doa tersebut, tulis Ustadz Alhafiz, diriwayatkan oleh Imam Bukhari yang dinukil oleh Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah dalam Kitab Al-Wabilus Shayyib minal Kalimit Thayyib.