Dubes Uzbekistan Ajak PBNU Adakan Seminar Internasional Fiqih Peradaban di Bukhara
Kamis, 13 Oktober 2022 | 17:15 WIB
Wakil Ketua Umum PBNU KH Zulfa Musthofa (ketiga dari kanan) menerima Dubes Uzbekistan untuk Indonesia Ulugbek Rozukulov (ketiga dari kiri) di Gedung PBNU Jakarta, Kamis (13/10/2022). (Foto: istimewa)
Jakarta, NU Online
Duta Besar (Dubes) Uzbekistan untuk Indonesia, Ulugbek Rozukulov, melakukan kunjungan ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Kamis (13/10/2022).
Dubes Ulugbek, diterima oleh Wakil Ketua Umum PBNU KH Zulfa Musthofa. Pertemuan ini diselenggarakan dalam rangka silaturahim dubes Uzbekistan untuk Indonesia dengan PBNU.
“Kedatangan Dubes Ulugbek tentunya untuk bersilaturahim dengan PBNU. Tujuan lainnya yaitu mengajak kerja sama,” kata Kiai Zulfa, kepada NU Online, Kamis (13/10/2022).
Kiai Zulfa mengaku ajakan kerja sama yang ditawarkan sangatlah menarik, yakni mengundang para ulama Nahdlatul Ulama (NU) untuk berkunjung ke Uzbekistan dan mengadakan seminar internasional di Bukhara.
“Yang menarik mereka mengajak kerja sama untuk menyukseskan satu abad NU dengan mengadakan Seminar Internasional Fiqih Peradaban di Bukhara, Uzbekistan,” ungkap kiai kelahiran Jakarta 7 Agustus 1977 itu.
Sedikitnya, 100 ulama NU di seluruh Indonesia diundang untuk menghadiri seminar internasional tersebut. “Mungkin di atas 100 orang diundang untuk hadir ke sana,” ungkap Kiai Zulfa.
Penulis Kitab Tuhfatul Qashi wa Dani itu kemudian menerangkan, ajakan tersebut semata-mata bertujuan untuk menyambungkan sanad keilmuan para ulama NU kepada Imam Bukhari.
“Selain ziarah ke Imam Bukhari, mereka juga tahu bahwa kita (NU) kebanyakan penganut tarekat naqsabandiyah,” terang dia.
Selain itu, tambah Kiai Zulfa, kunjungan Dubes Uzbekistan ke PBNU juga bermaksud menyampaikan keinginannya untuk diundang ke forum Religion of Twenty (R20) dan muktamar Internasional Fiqih Peradaban.
“Mereka ingin diundang dalam forum R20 dan ingin mengirim pewakilan dalam Muktamar Fiqih Peradaban,” tandasnya.
Seperti diketahui, NU memiliki keterikatan yang erat dengan Bukhara. Sebab, di sanalah hulu sanad hadits para ulama NU, yakni Imam Bukhori. Hal itu tampak dari Pendiri NU KH Muhammad Hasyim Asy’ari dijelaskan dalam buku Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari: Moderasi, Keumatan, Kebangsaan (Zuhairi Misrawi, 2010) merupakan pemilik sanad Kitab Hadits Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.
Sanad Kitab Shahih Bukhari, dari KH Hasyim Asy’ari melalui jalur Syekh Mahfud Termas sampai kepada penulis hadits, yakni Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari yang terdiri dari jalur pertama dan kedua, bisa dilihat dalam artikel berjudul Sanad Kitab ‘Shahih Bukhari’ KH Hasyim Asy’ari.
Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Syakir NF