Nasional

Fatayat NU Audiensi dengan Kementerian Haji, Bahas Isu Kesehatan dan Keamanan Jamaah Perempuan

Jumat, 3 Oktober 2025 | 18:30 WIB

Fatayat NU Audiensi dengan Kementerian Haji, Bahas Isu Kesehatan dan Keamanan Jamaah Perempuan

Jajaran pengurus Fatayat NU saat beraudiensi dengan Kementerian Haji dan Umrah, pada Jumat (3/10/2025). (Foto: dok. Fatayat NU)

Jakarta, NU Online

Pimpinan Pusat (PP) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) menggelar audiensi dengan Kementerian Haji dan Umrah RI, di Jakarta, pada Jumat (3/10/2025).


Pertemuan ini menjadi ruang strategis bagi Fatayat NU untuk menyampaikan aspirasi terkait kebutuhan layanan kepada jamaah perempuan serta mendorong penyelenggaraan haji dan umrah yang ramah perempuan.


Ketua Umum PP Fatayat NU Margaret Aliyatul Maimunah menegaskan bahwa Fatayat NU, sebagai organisasi perempuan muda di bawah naungan Nahdlatul Ulama, memiliki kepedulian besar terhadap kualitas penyelenggaraan haji dan umrah.


Menurut Margaret, sebagian besar jamaah Indonesia adalah perempuan dan lansia, sehingga isu sensitif gender tak boleh diabaikan.


“Fatayat NU selama ini konsisten memperjuangkan isu-isu perempuan dan anak, baik dalam bidang pendidikan, sosial, ekonomi, maupun advokasi. Dalam konteks haji dan umrah, tantangan terbesar jamaah perempuan adalah kesehatan reproduksi yang berdampak kepada pelaksanaan ibadah haji, keamanan, serta akses informasi yang memadai,” ujarnya.


Margaret menjelaskan, pengalaman jamaah perempuan seringkali menghadapi keterbatasan layanan yang sesuai kebutuhan gender. Selain itu, kondisi kesehatan reproduksi perempuan yang sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan ibadah hajinya, menyebabkan perempuan membutuhkan layanan pembimbing ibadah haji lebih banyak dibanding jamaah laki-laki.


Untuk itu, Fatayat NU mengusulkan adanya penambahan pembimbing haji khusus jamaah perempuan karena permasalahan berkaitan dengan kesehatan reproduksi adalah sangat sensitif sehingga dibutuhkan kenyamanan untuk bimbingan kepada sesama perempuan.


“Dengan adanya pembimbing perempuan, jamaah akan lebih merasa nyaman dan aman untuk sharing lebih dalam terkait dengan permasalahan-permasalahan yang sangat khas perempuan,” tambahnya.


Margaret juga memaparkan komitmen Fatayat NU untuk mengembangkan program literasi haji dan umrah yang ramah perempuan dan generasi muda.


Selain literasi, Fatayat NU menyiapkan kaderisasi untuk menghadirkan relawan perempuan muda dalam layanan haji dan umrah.


Margaret memastikan bahwa Fatayat NU siap menugaskan kader sebagai petugas, pendamping, maupun edukator jamaah.


"Ini juga bagian dari komitmen kami untuk mendukung pemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan haji dan umrah,” katanya.


Margaret menegaskan kesiapan Fatayat NU menjadi mitra strategis pemerintah.


“Kami hadir bukan hanya untuk menyuarakan aspirasi, tetapi juga siap bersama-sama dengan pemerintah dalam komitmen penyelenggaraan haji yang lebih baik dalam seluruh aspek,” tegasnya.

Menteri Haji dan Umrah H Mochamad Irfan Yusuf (Gus Irfan) menyambut baik Fatayat NU. Ia berharap, Fatayat NU dapat mendukung Kementerian Haji dan Umrah untuk memberikan penguatan dan literasi kepada masyarakat terkait dengan makna istitha'ah dalam berbagai aspek, baik secara fisik, finansial, mental, maupun spiritual.


Menurut Gus Irfan, aspirasi yang disampaikan Fatayat NU sangat relevan dengan tantangan penyelenggaraan ibadah haji dan umrah yang semakin kompleks.


“Kami sangat mengapresiasi langkah Fatayat NU yang tidak hanya mengangkat isu, tetapi juga menghadirkan komitmen mendukung peningkatan kualitas layanan bagi jamaah haji perempuan. Haji ramah perempuan merupakan agenda penting yang memang harus kita dukung bersama,” ujar Gus Irfan.


Ia menegaskan, Kementerian Haji dan Umrah terbuka untuk menjalin kolaborasi dengan Fatayat NU, khususnya dalam bidang edukasi dan pendampingan jamaah perempuan.


“Kami menyadari pentingnya pendekatan sensitif gender dalam pelayanan haji. Oleh karena itu, kerja sama dengan Fatayat NU akan sangat bermanfaat,” ucapnya.


Selain itu, Gus Irfan menyampaikan bahwa pihaknya tengah menyiapkan kebijakan dan inovasi layanan untuk menjawab kebutuhan jamaah haji perempuan dan lansia.


Menurutnya, partisipasi organisasi masyarakat sipil seperti Fatayat NU akan memperkuat implementasi kebijakan tersebut.


“Kami berharap Fatayat NU bisa terus aktif memberikan masukan sekaligus ikut terlibat dalam program pendampingan dan pembimbingan. Dengan sinergi ini, kita dapat mewujudkan pelayanan haji dan umrah yang lebih inklusif, aman, dan bermartabat bagi seluruh jamaah,” tandas Gus Irfan.