Fatayat NU Luncurkan Film Namaku Perempuan: Angkat Kisah Perempuan Penjaga Perdamaian
Rabu, 19 November 2025 | 20:30 WIB
Jakarta, NU Online
Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Barat bersama Joint Initiative for Strategic Religious Action (JISRA) Indonesia merilis film dokumenter berjudul Namaku Perempuan. Film menarasikan perjuangan perempuan-perempuan luar biasa dalam menciptakan perdamaian dan toleransi di tengah keberagaman sosial.
Program Manager JISRA Fatayat NU Jawa Barat, Neneng Yanti Khozanatu Lapan, menjelaskan bahwa film ini lahir dari proses panjang dan kebutuhan mendesak akan dokumentasi visual mengenai kiprah perempuan di isu kebebasan beragama dan berkeyakinan (KBB).
“Film ini diinisiasi karena kita ingin ada sebuah dokumentasi visual. Jadi kan kita bulan Maret 2024 bikin buku Perempuan-Perempuan Penggerak Perdamaian yang semuanya tentang perempuan yang berjuang di isu-isu KBB,” ujarnya di Cafe Outlier, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (19/11/2025).
Ia menilai dokumentasi visual penting untuk memperluas jangkauan narasi. “Visual itu lebih banyak menjangkau orang. Orang itu lebih tertarik untuk menjangkau cerita-cerita secara visual. Maka Fatayat NU merasa penting untuk turut berkontribusi mendokumentasikan perjuangan-perjuangan perempuan itu. Agar didengar, diingat, dan syukur-syukur bisa menginspirasi,” ucapnya.
Dari 29 cerita dalam buku tersebut, dipilih 10 kisah untuk difilmkan. Neneng menyampaikan bahwa para penulis bukanlah penulis profesional, melainkan perempuan biasa yang didampingi melalui proses panjang sejak 2024.
“Intinya untuk mendokumentasikan perjuangan para perempuan yang bahkan mungkin tidak pernah ditulis di buku mana pun. Karena mereka orang biasa bukan penulis, dan ketika membuat film pun bukan para filmmaker profesional,” ujarnya.
Ia berharap perempuan di seluruh Indonesia dapat menonton film ini yang akan mendapatkan inspirasi dan merasa tidak sendirian dalam perjuangan mereka.
“Perempuan adalah kelompok yang bisa dibilang marginal, suaranya sering tidak didengar dan tidak dipertimbangkan,” ujar Neneng.
Sementara itu, Country Coordinator JISRA Indonesia, Mutiara Pasaribu mengapresiasi tinggi atas peluncuran film ini.
“Saya mengapresiasi semua usaha pendokumentasian cerita-cerita perempuan, narasi-narasi perempuan dalam melakukan perubahan yang berdampak positif bagi masyarakat,” katanya.
Ia menekankan bahwa proses produksi film ini sangat partisipatif. “Mereka memvideokan diri mereka. Ini menjadi satu pendokumentasian pengalaman perempuan yang otentik,” ucapnya.
Menurut Mutiara, film Namaku Perempuan menjadi contoh penting bagaimana pengalaman perempuan dalam membangun perdamaian dan menghadapi situasi sulit perlu terus didokumentasikan.
Ia menyampaikan bahwa melalui film ini, perempuan dapat mengisi ruang dalam penulisan sejarah yang selama ini jarang diisi oleh perempuan.
“Kita berharap bahwa ketika perempuan menuliskan sejarahnya sendiri, maka ruang-ruang yang sama bisa diisi dan diimbangi oleh perempuan-perempuan yang pada dasarnya mereka adalah aktor perubahan,” pungkas Mutiara.